Mohon tunggu...
Muhammad Samin M. IP
Muhammad Samin M. IP Mohon Tunggu... Jurnalis - Sederhana

Belajar n terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Asnimar Guru Terpencil Jadi Tamu Kehormatan Presiden

10 Oktober 2014   16:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:36 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14129096352061035602

[caption id="attachment_346899" align="alignnone" width="480" caption="Asnimar saat berjabat tangan dengan Presiden RI yang diundang ke Jakarta jadi tamu kehormatan Presiden RI. foto-foto dokumen Asnimar."][/caption]

Asnimar S.Pd Guru Terpencil Berprestasi jadi Tamu Kehormatan Presiden

Diujung Negeri Petro Dollar Bumi Cati Nan Tigo Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat yakni Nagari Tanjung Alam ternyata memiliki sosok seorang guru yang berhasil mengukir prestasi ditingkat nasional bahkan langsung bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Siapa dia sosok guru dari negeri terpencil ujung Kabupaten Dharmasraya ini?

Muhammad Samin - Sumatera Barat



Menyusuri perkebunan sawit, dan jalan berdebu. Penulis mencoba untuk melakukan investigasi ke Kecamatan Asam Jujuhan, untuk mencari beberapa berita mengenai perkembangan Kecamatan Asam Jujuhan yang jauh dari ibu kota Kabupaten Dharmasraya Pulau Punjung.

Kecamatan Asam Jujuhan merupakan salah satu 11 Kecamatan yang ada di Dharmasraya, dimana Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ini merupakan kecamatan yang paling jauh dari pusat kota Dharmasraya.

Untuk menempuh jalan menuju Asam Jujuhan memerlukan perjalanan hingga 3-5 jam, kalau tidak tahu betul seluk beluk Asam Jujuhan kita bisa tersesat bahkan tidak sampai ke Asam Jujuhan sebab banyaknya jalan milik perusahaan Ingkasi Raya.

Nagari pertama yang dikunjungi penulis yakni Nagari Sinamar yang kaya dengan tambang batu bara, beberapa perusahaan tambang batu bara berdiri disana. Nagari Sinamar berkembang pesat, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pembangunan kantor nagari, kantor puskesmas dan posyandu dan beberapa sekolah.

Kemudian, tim melakukan perjalanan ke Tanjung Alam. Melalui perjalanan yang cukup jauh dari Sinamar, penulis akhirnya sampai ke Nagari Tanjung Alam. Disana tim mencoba untuk mencari rumah wali nagari Tanjung Alam Bustari, melewati jembatan yang sudah tidak layak lagi dan merupakan akses satu-satunya di Tanjung Alam. Tim akhirnya sampai kerumah Wali Nagari Tanjung Alam Bustari.

Ketika sampai disana, tim langsung disambut oleh ibu Wali Nagari dengan senyum ramah dan mempersilahkan tim masuk ibu Wali Nagari meninggalkan pekerjaannya yang sedang melayani masyarakat untuk pembuatan surat nikah bagi warganya.

Setelah mempersiapkan minuman, ibu Wali Nagari langsung pamit untuk kembali melayani masyarakat. Kemudian tim duduk dan berbincang-bincang dengan Wali Nagari, tanpa disadari tim melihat pajangan foto yang ada diruang tamu Wali Nagari seorang wanita yang sedang bersalaman dengan bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan sedang bersalaman dengan ibu Negara Ani Yudhoyono dan berfoto ria dengan Menteri Pendidikan Muhammad Nuh.

Lantas penulis bertanya dengan pak Wali Nagari, ini ibukan? Tanya penulis. Iya… kata Wali Nagari Bustari, ibu dinobatkan menjadi guru berprestasi didaerah terpencil se Indonesia dan menjadi tamu kehormatan bagi Presiden RI tahun 2013 lalu.

Lebih penasaran, tim akhirnya melakukan dialog dan wawancara khusus dengan ibu Wali Nagari Bustari yakni Asnimar S.Pd.

Asnimar S.Pd merupakan putri asli Nagari Tanjung Alam yang lahir pada tanggal 1 Februari 1973 lalu, ia merupakan istri dari Wali Nagari Tanjung Alam Bustari. Karirnya menjadi guru, sejak tahun 1993.

Sebagai putri asli dari Nagari Tanjung Alam, Asnimar meski saat itu masih status guru relawan bahkan tidak digaji, bersedia menjadi guru dikediamannya untuk menjadikan generasi dari Tanjung Alam lebih baik lagi.

Motivasi kerja Asnimar hanya keihklasan demi pendidikan anak-anak nagari terpencil Ujung Tanjung. Disaat guru-guru lain tidak sanggup untuk mengajar anak-anak di Nagari terpencil, justru Asnimar terus semangat. Bahkan Asnimar, pernah menjadi guru sendirian untuk semua kelas dari kelas 1 – 6 selama enam bulan. Karena tidak ada lagi guru yang mau mengajar disekolah tersebut karena nagari yang ada jauh dari keramain bahkan merupakan daerah sangat terpencil di Kabupaten Sijunjung saat itu.

Asnimar tidak kenal lelah, untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak Tanjung Alam meski sekolah yang berstatus SD 12 Filial dengan minim sarana dan prasarana disaat itu. Kegigihan dari Asnimar, membuahkan hasil. Tidak disangka, setelah mendapat pengumuman dari Pemerintah bahwa dirinya menjadi PNS ia semakin semangat dan semakin giat untuk mendidik anak-anak Tanjung Alam. Tak hanya itu, Asnimar juga bangga dengan anak-anak didik Tanjung Alam yang saat ini, sudah banyak yang melangsung kuliah ke perguruan tinggi negeri dan swasta yang tidak hanya kuliah di Sumbar tetapi di Jakarta dan Jawa anak-anak dari Tanjung Alam ada yang menuntut ilmu kesana.

Bahkan anak-anak Tanjung Alam juga sudah banyak yang berhasil ada yang menjadi guru, kesehatan, pengusaha bahkan ada yang sudah sukses diluar. Semua berkat didikan dari tangan dingin Asnimar.

Tidak sampai disitu, Asnimar hingga sampai sekarang tetap menjadi guru disekolah tersebut yang saat ini sudah menjadi SD Negeri. Bagi Asnimar, ia akan tetap sampai akhir hayat menjadi guru disekolah tempat tanah kelahirannya.

Pada tahun 2013 lalu, ia mendapat informasi ada penilaian guru berprestasi untuk daerah terpencil. Saat itu, di Kecamatan Asam Jujuhan tidak ada guru yang mau mencoba membuat profil. Sehingga dengan terpaksa ia mencoba untuk memasuki bahan dan membuat profil sekolahnya dan tentang dirinya secara sederhana dengan menampilkan kondisi sekolah dan jauhnya jarak antara sekolahnya dengan ibu kota Kabupaten.

Tidak mengharap penilaian lebih, Asnimar kemudian membawa berkas itu ke Kabupaten Dharmasraya yang kemudian setelah dianggap lengkap Asnimar membawa bahan tersebut ke Provinsi Sumatera Barat.

Setelah diverifikasi dan dinilai oleh tim Sumatera Barat, Asnimar ternyata memenuhi syarat untuk diikutkan dalam penilaian guru berprestasi di Desa terpencil. Cerita Asnimar, saat itu dirinya dipanggil oleh Dinas Pendidikan Sumbar untuk segera ke Sumatera Barat Padang, secara kebetulan saat itu ia sedang berada di Padang untuk mengkuliahkan anaknya.

Lantas ia langsung menemui tim penilai di Padang, saat itu acara di Hotel ia binggung bagaimana caranya naik hotel maklum Asnimar baru berpengalaman. Setelah diberitahu, akhirnya Asnimar sampai dilokasi pelatihan guru berprestasi.

Disaat sampai kesana, dan disaksikan oleh ratusan guru yang sedang mengadakan pelatihan. Asnimar diminta untuk berbicara didepan forum, menceritakan mengenai dirinya dan sekolahnya.

“Ini pengalaman pertama saya berbicara didepan forum seperti ini, tapi saya langsung bercerita tanpa takut dan menceritakan seluruhnya tentang kondisi sekolah ditempat saya mengajar,”tegasnya.

Setelah itu, Asnimar akhirnya dikatakan oleh tamu dari Jakarta yang merupakan tim penilai menjadi salah satu guru berprestasi ditempat terpencil yang menjadi tamu kehormatan Presiden RI Susilo Bambang Yudhyono. “Saya kaget dan tidak menyangka, kalau saya menjadi salah satu guru berprestasi dan diundang ke Jakarta menjadi tamu kehormatan Presiden,”ungkap Asnimar.

Kata Asnimar, ini merupakan anugerah yang tidak disangka-sangka. “Orang kampung seperti saya kayaknya tidak layak disebut guru berprestasi apalagi menjadi tamu kehormatan Presiden RI, saya serasa mimpi. Tapi ini anugerah yang tidak terduga, saya tidak pernah berpikir apa yang saya lakukan mendapat penghormatan seperti ini,”jelasnya.

Banyak cerita yang disampaikan oleh Asnimar, setelah diundang ke Jakarta tepatnya pada tanggal 15 – 22 Agustus 2013. Ia bercerita tidak hanya bertemu Presiden RI, akan tetapi juga bertemu dengan ibu Negara dan para ibu menteri serta makan bersama juga bertemu dengan Menteri Pendidikan Muhammad Nuh. Selain itu ia juga menceritakan banyak pengalaman dan ilmu yang diajarkan saat berada di Jakarta. “Semua dilengkapi bahkan kita mendapat penghargaan tidak hanya materi, tetapi ilmu pengetahuan juga. Alhamdulillah mengajar dengan iklhas berbuah hasil,”tandasnya. salam (****)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun