Mohon tunggu...
Muhammad Samin M. IP
Muhammad Samin M. IP Mohon Tunggu... Jurnalis - Sederhana

Belajar n terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Cukup Dua Anak Saja, Genre Sesungguhnya

3 Oktober 2014   06:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:33 2694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cukup Dua Anak Saja, Genre Sesungguhnya

Oleh : Muhammad Samin SS

Masih teringat dimasa kecil, saat PemerintahZaman Orde Barugencar melakukan sosialisasi ditengah-tengah masyarakat tentang keluarga berencana dengan slogan "cukup dua anak saja".

Sosialisasi yang telah dilakukan pemerintah pada zaman Soeharto dengan menggunakan media layar tancap keliling, kampung dan desa sangat efektif.Sebelum memutar film-film Indonesia eksen,pemerintah yang saat itu difasilitasi oleh Kecamatan, memutar film keluarga berencana. Film berdurasi pendek ini, telah membius masyarakat pedesaan untuk mengikuti program KB dengan slogan “Cukup Dua Anak Saja”.

Apa yang dilakukan oleh pemerintah zaman Orde Baru, cukup berhasil. Sehingga masyarakat diperdesaan ramai-ramai mengikuti program Keluarga Berencana, akibat pengaruh media sosialisasi melalui layar tancap.

Seiring dengan berkembangnya zaman, hingga sampai kepada zaman reformasi dan bergantinya puncak pimpinan.Tentu media sosialisasi dengan cara zaman dahulu, sudah tidak efektif lagi. Bahkan slogan cukup dua anak saja telah berganti dengan slogan baru "Dua Anak Lebih Baik" Makna konotasi dari dua slogan ini, sebenarnya sama maksud dan tujuannya. Namun, dari kalimat mengandung sebuah perbedaan pengertian, sehingga dua anak cukup dengan dua anak lebih baik seolah slogan baru ini menyarankan bahwa dua anak lebih itu baik. Artinya lebih dari dua itu baik.

Disadari atau tidak, memang dengan berulang kali ganti puncak pimpinan di intansi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sangat berpengaruh terhadap kelangsungan program KB. Bahkan saat ini, program KB sudah tidak terdengar lagi seperti gencarnya pada zaman Soeharto.

Tentu ini menjadi satu rintangan bagi BKKBN untuk menembus sosialisasi program KB, sehingga program KB dengan cukup dua anak saja kembali marak ditengah-tengah masyarakat. Slogan yang sudah melekat ditengah-tengah masyarakat, sebaiknya dihidupkan kembali bisa saja melalui media sosial, media internet, melalui gadget dan HP dan media teknologi untuk dimanfaatkan dalam program KB termasuk dengan program BKKBN dengan selalu nangkrin di media kompasiana dengan melakukan nangkring bersama BKKBN diberbagai kota. Tentu akan memunculkan sebuah ide, dalam menjalankan dan menghidupkan kembali program KB ditengah-tengah masyarakat.

Bagi penulis, Generasi Berencana (Genre) sesungguhnya itu adalah cukup dua anak saja. Sehingga para orang tua, bisa memantau bagaimana perkembangan anak untuk menjadi anak yang berkualitas dan berkuantitas dengan memiliki SDM untuk menciptakan generasi penerus kedepan lebih sejahtera lagi.

Semiskin-miskin masyarakat, jika hanya memiliki dua orang anak tentu para orang tua bisa berpikir diarahkan kemana anaknya ini. Sehingga untuk kebutuhan pendidikan anak, tidak terlalu memberatkan. Jika dibandingkan dengan masyarakat yang miskin, tetapi memiliki anak yang banyak.

Istilah banyak anak, banyak rezeki itu memang sudah harus dihilangkan ditengah-tengah masyarakat. Sebab persoalan dalam membangun keluarga, yang harus dipikirkan adalah bagaimana generasi kedepan ini bisa lebih baik lagi. Sehingga, generasi penurus bangsa Indonesia menjadi generasi berkualitas dan berkuantitas tentu ini perlu pengawasan orang tua. Jika yang diawasi hanya dua orang tentu lebih mudah, dibandingkan mengawasi banyak orang. Apalagi didunia modern dengan tingkah laku dan moral generasi muda kita sudah masuk diambang bahaya, masalah narkoba, pergaulan bebas dan tingkah laku lainnya dan tentu ini menjadi perhatian bagi kita bersama tidak hanya pemerintah dan yang terlibat langsung dalam pengawasan tentu orang tua. Mengawasi anak dua orang lebih mudah, dibandingkan banyak anak. Sehingga cukup dua anak saja, akan menciptakan generasi berencana (Genre).

Slogan dua anak lebih baik maksud dan tujuan pemerintah sebenarnya sama, hanya saja pemerintah memiliki keinginan dengan slogan baru agar pendekatan masalah KB ini tidak hanya untuk keluarga miskin yang lebih populer selama ini slogan lama cukup dua anak saja identik dengan keluarga miskin. sehinga pelayanan KB diperluas, dengan slogan baru cukup dua anak lebih baik.

Dengan adanya slogan baru, diharapkan masyarakat lebih memaknai arti pentingnya keberadaan anak ditengah-tengah keluarga. Sehingga dalam menjalankan keluarga lebih terarah untuk meningkatkan kesejahteraan dalam berkeluarga dua anak lebih baik dibandingkan banyak anak.

Saat ini, pemerintah melalui BKKBN berencana akan mengembalikan slogan lama dua anak cukup karena dinilai lebih komunikatif, singkat, jelas dan tegas dibanding slogan Dua Anak Lebih Baik.

“Kita sudah sepakat untuk kembali menggunakan slogan yang lama karena dinilai lebih efektif dan komunikatif,” papar Plt Kepala BKKBN Sudibyo Alimoeso seperti yang dilansir Poskota terbitan 20 Mei 2013 lalu.

Untuk kembali mengembalikan arwah program KB yang telah masuk ditengah-tengah masyarakat dengan istilah slogan “Cukup dua anak saja”, BKKBN harus mengambil langkah-langkah yang lebih praktis dan mengena ditengah-tengah masyarakat.

Jika pada zaman orde baru, media yang tepat dilakukan oleh pemerintah saat itu dengan program layar tancap masuk desa. Tentu dengan perkembangan teknologi canggih saat ini, tentu harus ada terobosan didunai Ilmu Teknologi (IT) untuk program KB. Atau bisa saja dengan program lama, seperti program layar tancap tetapi dengan cara yang berbeda.

Media sosialisasi, teknologi dan informasi harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika dulu baliho untuk program cukup dua anak saja, bahkan kepala daerah memajang foto-foto mereka disosialisasi ini tidak ada salahnya untuk diaktifkan kembali. Sehingga sosialisasi mengenai program cukup dua anak saja, bisa sampai ditengah-tengah masyarakat hingga masyarakat pedesaan.

"Cukup dua anak saja, generasi berencana sesungguhnya" Salam (****)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun