Mohon tunggu...
Muhammad Samin M. IP
Muhammad Samin M. IP Mohon Tunggu... Jurnalis - Sederhana

Belajar n terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Masyarakat Temukan Tempat Pemandian Bidadari

12 November 2014   02:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415711298374684427

[caption id="attachment_353564" align="alignnone" width="640" caption="warga saat memperlihatkan air panas yang ditemukan. foto-foto pribadi."][/caption]

Melihat Potensi Wisata di Bumi Cati Nan Tigo Dharmasraya

Warga Temukan Poros Air Tempat Pemandian Bidadari di Kaki Gunung Selasih,  Miliki Dua Jenis Air Panas dan Dingin

Dharmasraya ternyata memiliki banyak potensi wisata yang terpendam, saat ini yang mungkin tak ada orang yang tahu bahkan Pemerintah pun tak tahu kalau dikaki Gunung Selasih, Kenagarian Gunung Selasih Kecamatan Pulau Punjung ternyata ada poros pertemua air.

Disinyalir poros air ini merupakan tempat pemandian para bidadari yang memiliki dua jenis air, yakni air panas dan air dingin.  Seperti apa poros air yang ditemukan warga an memiliki dua jenis air berbeda ini ?

Muhammad Samin – Sumatera Barat

Bumi Cati Nan Tigo Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat ternyata memiliki banyak potensi wisata yang terpendam, bahkan potensi yang adapun tidak digarap serius oleh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya.

Beberapa potensi telah ditemukan, tetapi hanya dianggap angin lalu dan tidak benar-benar dijadikan objek wisata yang bisa mendatangkan para wisatawan lokal bahkan luar daerah.

Dinas yang ada, hanya sibuk dengan kegiatan serimonial belaka tetapi tak pernah menganggap potensi wisata sebuah investasi yang sangat berharga dan bisa mendatangkan PAD bagi daerah. Berbeda dengan daerah –daerah lain, yang menjadikan sekecil apapun potensi wisata untuk ikon daerah tersebut sehingga banyak mendatangkan wisatawan local, luar daerah bahkan mancanegara.

Saat ini, wisata terpendam yang telah ditemukan oleh salah seorang warga Kenagarian Gunung Selasih, Kecamatan Pulau Punjung   yakni poros air  tempat pemandian bidadari yang memiliki dua jenis air pertama air panas dan air dingin.

Dimana air panas tersebut, bisa mematangkan telur atau pisang mentah selama 15 menit. Sedangkan air kedua sangat dingin seperti air yang keluar dari Kulkas.

Penulis mencoba untuk menyusuri lokasi tempat poros pertemua dua air panas dan dingin ini, melalui Jorong Sungai Belit kemudian dengan menyeberang lewat Sungai Nili menuju kaki Gunung Selasih.

Perjalanan yang kurang lebih menghabiskan kurang lebih satu jam dengan berjalan kaki, akhirnya penulis bersama warga menemukan lokasi tempat yang benar-benar nyata.

Dimana ditempat tersebut, dari jauh sudah terlihat asap yang keluar dari kawah air panas. Setelah ditest, ternyata air benar-benar panas. Kemudian penulis mencoba air yang kedua, luar biasa air yang ada dikedua tempat yang sama itu sangat dingin. Mustahil rasanya ditempat yang sama memiliki dua air yang berbeda, panas dan dingin. Tapi inilah faktanya, Dharmasraya punya potensi wisata air panas dan dingin yang layak untuk dijadikan objek wisata unggulan bagi Negeri Petro Dollar.

Menurut cerita dari salah seorang warga Jorong Sungai Belit, Anto Baluk, poros air ini memiliki dua air yang berbeda dan disini merupakan tempat pemandian para bidadari karena di dua air pertemuan dibawahnya tempat para bidadari mandi yang airnya jadi hangat kuku.

“Dua air tersebut mengalir kebawah, sehingga air tersebut menjadi air hangat kuku dan enak untuk tempat pemandian,”ungkap Anto.

Disamping itu kata Anto, ada lagi sebuah kancah besar yang bisa memuat sepuluh orang yang lokasi jauh dari tempat pemandian dilokasi tersebut terdapat belango (Tempat air minum) yang disinyalir tempat masak para makhluk halus karena menurut cerita di lokasi tersebut tidak pernah ada padi yang masak sampai panen meski sudah menguning. “Ketika padi menguning yang empunya bermimpi, kalau makhluk halus tersebut meminjam padi yang ada,”cerita Anto dengan serius.

Sehingga kata Anto, sampai sekarang penduduk Sungai Belit tidak ada yang bisa menanam padi hingga panen karena padi yang ada selalu hilang ketika padi tersebut telah menguning. “Masyarakat akhirnya tidak ada lagi yang mau bersawah dilokasi tersebut,”tegasnya.

Seperti apa poros air yang memiliki dua jenis air yang berbeda ini, bisa dibuktikan dengan mengunjungi lokasi tersebut. (****)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun