2014, Peperangan di Panggung Politik
Pergantian tahun baru dari tahun 2013 ke tahun 2014 menjadi sebuah momentum bagi rakyat seluruh dunia, khususnya Indonesia.
Tadi malam, berbagai macam acara dan ritual yang dilakukan. Mulai dari ritual hura-hura sampat ritual doa bersama, sebagian ada yang menjadikan momentum tahun baru merupakan momentum evaluasi diri dari tahun sebelumnya untuk menghadapi tahun kedepan agar menjadi lebih baik lagi.
Jika tahun 2013 merupakan tahun politik, tahun 2014 ini adalah pertempuran dipanggung politik sebenarnya. Berbagai macam strategi disiapkan untuk memenangkan pertempuran politik, mulai dari politik uang, politik dukun, politik kekerasan, politik ancaman sampai ke politik santun, politik door to door, politik jamaah, politik kekeluargaan dan politik kekerabatan. Semua dengan tujuan yang satu, pilih aku, pilih partaiku.
9 April 2014 yang tinggal 3 bulan lagi menjadi penetu peperangan di panggung politik. Masyarakat Indonesia yang akan menentukan siapa yang layak untuk menjadi komandan tempurnya baik komandan tempur untuk di pusat, provinsi dan komandan tempur didaerah-daerahnya. Jika salah memilih komandan, bisa saja berdampak dengan kehancuran untuk negaranya, provinsinya bahkan daerahnya.
Partai Politik menjadi kendaraan perang untuk menguasai bangsa ini, siapa yang kuat dan siapa yang jago menyiapkan wakil-wakilnya untuk memenangkan pertempuran di medan perang yang telah dibagi-bagi wilayahnya. Agar bisa menjadi penguasa dan penentu kebijakan di bumi Indonesia tercinta ini.
Ratusan bahkan ribuan komandan-komandan perang yang disiapkan oleh partai politik sudah tersebar di seluruh tanah air Indonesia, imunisi, strategi dan perlengkapan perang sudah pasti disediakan mengingat waktu tinggal menunggu hitungan bulan.
Berapa triliun dana yang akan dihabiskan oleh masing-masing pilihan komandan perang untuk memenangkan pertempuran ini, strategi baik sampai strategi jahat akan dimainkan dipanggung peperangan ini.
Segala macam cara akan dihalalkan untuk meraih kemenangan dalam pertempuran ini, dengan tujuan satu meraih kekuasaan dan meraih tiket untuk menjadi komandan perang dan menjadi wakil-wakil rakyat terbaik di perlemen baik itu pusat, provinsi maupun kabupaten/kota diwilayah Indonesia mulai dari sabang sampai marauke.
Lantas siapa yang akan menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran ini, jelas jawabannya adalah rakyat Indonesia dan siapa yang akan memenangkan pertempuran ini? Kita tunggu pertempuran sesungguhnya di panggung politik, 9 April 2014 mendatang. Setelah itu baru, kita akan kembali menentukan pemimpin bangsa Indonesia ini. Salam (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H