Peningkatan Prestasi Akademik: Ketika murid diberi pilihan dalam memilih bagaimana mereka belajar dan apa yang mereka pelajari, mereka dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan mereka, yang berpotensi meningkatkan pemahaman dan prestasi akademik mereka.
Pembangunan Keterampilan Sosial dan Kepemimpinan: Aspek kepemilikan memberi peluang bagi murid untuk mengembangkan keterampilan manajerial, pemecahan masalah, dan kepemimpinan. Ketika mereka diberi tanggung jawab, mereka belajar untuk bekerja secara mandiri dan juga berkolaborasi dengan teman-temannya.
4. Future (Masa Depan)
Ke depan, pengelolaan program yang berfokus pada suara, pilihan, dan kepemilikan akan semakin relevan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan murid. Sekolah dapat terus mengembangkan program yang lebih fleksibel dan berbasis pada kebutuhan individual murid, dengan lebih banyak ruang bagi mereka untuk terlibat dalam pembuatan keputusan terkait pembelajaran mereka.
Pengembangan Pembelajaran yang Lebih Personal: Dengan lebih banyak pilihan yang diberikan kepada murid, sekolah dapat merancang pengalaman belajar yang lebih personal dan relevan, yang dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar dan kebutuhan individu.
Peningkatan Kemandirian dan Kepemimpinan: Program yang memberikan kepemilikan lebih kepada murid dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, mengambil keputusan yang lebih baik, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka, yang akan berguna bagi mereka di masa depan.
Kolaborasi Lebih Lanjut antara Guru, Murid, dan Orang Tua: Ke depannya, penting untuk memperkuat kolaborasi antara guru, murid, dan orang tua untuk memastikan bahwa suara murid didengar dan pilihan serta tanggung jawab mereka dihargai. Ini bisa menjadi dasar yang kuat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.
Penerapan prinsip suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam pengelolaan program pendidikan terbukti memberikan dampak positif bagi murid, baik dari segi motivasi, keterlibatan, maupun prestasi akademik mereka. Melalui pendekatan ini, murid tidak hanya menjadi objek pembelajaran, tetapi juga subjek yang aktif dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka. Ke depan, program-program semacam ini akan semakin penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan setiap murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H