Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengalaman Bulan Awal Mengelola Rumah oleh Gender Pria

20 November 2023   10:40 Diperbarui: 20 November 2023   11:50 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

*Pengalaman Bulan Awal Mengelola Rumah oleh Gender Pria*
By: M. Saiful Kalam

Rumah yang baik adalah rumah yang sering dirawat dan dibersihkan secara rutin. Biasanya, tugas rumah mayoritas yang memegang/mengurusi adalah gender wanita. Sekarang, penulis akan sajikan sudut pandang gender pria ketika terjun ke dunia rumah-rumahan.

Mengelola tidak segampang yang dilihat. Banyak pria terkadang mengungkit soal sudah memberi gaji kepada istrinya. Tapi istrinya dalam perjalanan waktu performa kinerjanya dalam mengurusi rumah mulai turun. Lantai berdebu, kasur acak adul, ada lalat kecoak tikus sana kemari. Sekarang supaya pria sedikit tahu bagaimana susahnya mengelola rumah, sebaiknya baca ini.

Ada beberapa (4) tugas rumah (diluar mengurus bayi/anak) yang telah penulis rangkum. Yaitu dari perawat rumah, perawatan perabot rumah, soal masakan, soal pakaian. Kelihatannya pekerjaan tersebut semua orang bisa meski tidak perlu studi kuliah misal. Akan tetapi, tugas memerlukan konsistensi dan kesabaran.

Penulis kasih contoh seperti ini, jam 03.00-04.30 kamu mulai bangun untuk masak. 04.30-06.00 kamu mulai menyetrika baju untuk persiapan suami berangkat kerja, bebersih rumah, dan ke pasar setidaknya 2x seminggu. Kalau masih belum punya anak masih agak santai. Tetapi konflik yang mulai terjadi yaitu "kok makanan cuma ini doang", " kok rasanya tidak enak", "kamu bisa masak gak sih?". "rumah kok kotor, kamu ngapain aja hari ini?"

Bayangkan saja lisan buruk seorang pria yang menjadi beban mental tersendiri bagi wanita tiap hari. Bangun pagi itu tidak mudah lhoo. Karena  penulis sudah mencoba sendiri. Ibu penulis lebih hebat, bisa konsisten bangun jam 2 dini hari dan masih dibarengi bekerja di kantor sampai sore.

Dan memasak tentu tidak sekali, minimal dua kali sehari. Sore hari jam 15.00-16.30 kita memasak. Dilanjut mencuci, menjemur, dan bebersih lagi sekitar 1 jan lebih. sehingga jika ditotal, untuk mengurus rumah (4 tugas) butuh waktu 6-7 jam (hampir saya seperti jam kantor). Kalau ketambahan bayi? Ya bisa-bisa seperti 24 jam. Karena bayi tidak bisa ditentukan jamnya. Kalau sudah jadi anak kecil kan makannya bisa diatur, misal harus tepat waktu jam 05.30 supaya tidak telat sekolah.

Ketika penulis awal bulan mencoba meng-handle tugas rumah, memang alokasi waktunya hanya 4 jam. Karena penulis masih dibebani kuliah online dan settle mini bisnis. Sehingga, penulis takut performa tubuh capek ketika mengerjakan tugas. Ya penulis takut kalau dapat IPK rendah.

Akhir kata, mengurus rumah tidaklah mudah. Ketika kamu mulai mengurus rumah, selain harus siap fisik juga harus siap mental. Kita sama sekali tidak bisa mengendalikan mulut orang untuk tidak komen ke kita. Dan mengurus rumah adalah pekerjaan boring. Disitu kamu tidak ada teman mengobrol, tidak keliling ke luar untuk melihat sesuatu yang hijau atau yang hiburan menarik, dan seharian melihat rumah terus yang tentu membosankan. Jadi, mengurus rumah bukanlah profesi yang gradenya rendah dibanding kerja dikantor. Mereka setara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun