Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gurauan dan Cerita, Hal yang Paling Membekas di Benak Murid

16 Maret 2022   18:45 Diperbarui: 16 Maret 2022   18:48 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi sampai detik ini membuat permasalahan yang kompleks dalam dunia pendidikan. Penulis sebagai mahasiswa merasakan betul pembelajaran daring selama 2 tahun nampak seperti sia-sia saja.

Penulis tidak bisa membayangkan siswa SD yang belajar daring. Sebab, pondasi keilmuan itu ada pada sekolah dasar. Jika dari SD saja kesulitan memahami pelajaran dasar, maka SMP-SMA-dan Perguruan Tinggi juga bakal mengalami degradasi keilmuan.

Coba saja Anda sebagai pengajar mengecek satu persatu murid tentang pelajaran yang baru saja diajarkan. Bisa dipastikan hanya beberapa persen saja yang masuk di benak murid.

Sebagai mahasiswa, penulis peribadi mempunyai saran kepada para guru dan dosen. Bahwa, murid itu tidak semuanya memahami apa yang Anda ajarkan di kelas virtual.

Sebaiknya, cara atau metode pengajaran yang efektif itu menggunakan system gurauan dan cerita. Murid itu akan lebih ingat cerita/kisah menarik yang Anda ajarkan kepada mereka.

Cerita itu bisa dikaitkan dengan mata pelajaran atau mata kuliah yang diampu. Misal jika pelajaran IPA, maka beberapa kali dalam pertemuan, Anda bisa menceritakan hewan, tumbuhan, ataupun yang lainnya.

Jadi, seorang guru di zaman pandemic ini tuntutannya ekstra lebih sulit ketimbang zaman sebelum pandemic. Guru harus bisa story-telling dengan kisah yang menarik dan adaptif terhadap anak didiknya.

Jika sudah selesai bercerita, guru bisa menanyakan kepada muridnya, apakah ceritanya menarik dan mudah dipahami. Salah satu tanda kalau cerita menarik dan mudah dipahami adalah ada banyak murid yang antusias jika Anda memberikan kesempatan untuk bertanya.

Dan guru juga harus sesering mungkin memberikan ruang feedback kepada anak didiknya. Jadi, kelas virtual itu digunakan untuk saling diskusi-diskusi ringan saja.

Misal sehabis cerita, si A memberikan pendapat dan tanggapan. Kemudian si B juga menanggapi, dan seterusnya. Jadi, kelas itu aktif jika cerita/materinya itu menarik dan guru yang mengajarnya itu isitlahnya "enak diajak ngobrol."

Begitu pula gurauan. Guru sebaiknya tidak perlu serius amat dalam menjelaskan materi. Materi yang sulit itu sebenarnya bisa dibuat mudah, salah satunya dengan gurauan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun