Curhat atau curahan isi hati adalah hal yang dilakukan setiap orang ketika bertemu dengan masalah besar. Topik utamanya tentu masalah si orang yang curhat tersebut.
Kadang ada orang yang perlu cerita sekali kemudian masalah selesai. Ada juga yang butuh berkali-kali cerita dan ia agak stress jika sehari saja ia tidak cerita tentang masalahnya.
Biasanya tipikal yang banyak cerita itu adalah anak ekstrovert. Kalau introvert jarang ditemui sering cerita masalah. Mungkin karena hanya sedikit orang yang berada disekelilingnya, membuat ia bersikap demikian.
Nah, seringkali dijumpai orang-orang disekeliling penulis salah cara dalam melakukan yang namanya curhat.
Ada cerita bahwa teman penulis yang kerap kali curhat kepada setiap orang yang ia jumpainya. Sehingga, ada sebagian dari mereka yang agak risih dan menganggap ia anak yang suka mengumbar aibnya sendiri.
Hal diatas kurang tepat dilakukan, sebab dampak yang akan ia terima adalah harga dirinya yang turun dan ia tidak dipercayai banyak orang.
Dan juga ia adalah tipikal yang semaunya sendiri. Ia curhat panjang lebar sana-sini, akan tetapi kalau lawan bicaranya gentian curhat, ia justru berkata kalau masalah yang dialaminya tidak seberapa.
Dampak selanjutnya sudah tentu lawan bicaranya menjadi kurang respect. Jadi, kalau curhat sebaiknya bisa saling ganti cerita. Barangkali ada sedikit informasi yang sifatnya solutif dan mungkin kalau Anda mau bersabar mendengarkan, masalah Anda itu ada jalan keluarnya.
Juga ada cerita tentang teman penulis yang sudah berkeluarga, katakanlah si suaminya itu curhat kepada gadis/wanita yang lain. Ia merasa bahwa ia tidak nyaman bila curhat dengan istrinya.
Ini memang beberapa kali dijumpai dan salah kaprah. Sebab, ia menceritakan aib dari istri kepada sosok yang bukan dari keluarganya (orang lain).
Dikhawatirkan, nanti terjadi yang namanya selingkuh dan berujunng pada masalah perceraian. Memang bercerita dengan lawan jenis itu sepintas lebih nyaman ketimbang bercerita kepada sesame jenis.