Marah merupakan salah satu jenis dari emosi seseorang. Ciri dari kemarahan yaitu ketika seseorang hatinya tersinggung dan berada di titik klimaks, kemudian membentak atau bahkan melakukan serangan fisik kepada lawan bicaranya.
Jadi, pada dasarnya marah itu sebab karena banyak kalimat yang dikeluarkan oleh lawan bicara yang sangat menyakitkan hati.
Tentu agar kondisi hati kembali ke titik semula, yaitu hati netral, maka ada beberapa pro-kontra yang mengatakan bahwa marah itu perlu dan tidak perlu.
Banyak factor selain yang penulis jelaskan diawal, misal seperti karena salah paham antara kedua pihak, kesalahan fatal dari lawan bicara, atau agar bisa melampiaskan dendam semata.
Kalau yang namanya dendam, maka si lawan bicara ibaratnya ditungguin kedatangan orang tersebut lalu kemudian dilampiaskan-lah kemarahan padanya.
Tetapi ada fakta lain yang menjelaskan bahwa orang marah itu cenderung negatif. Misal orang yang gampang marah (berupa bentakan dan serangan fisik) itu terlihat bodoh ketika marah, sombong dan merasa dirinya paling benar, kelihatan tidak dewasa, dan ditambah penyakit fisik setelah ia marah seperti badan mudah panas dan sakit.
Memang ada juga sebagian yang mengatakan (agak melingkar pembahasannya) bahwa orang tua yang menasehatkan pada putrinya, kelak kalau mau mencari pasangan, maka coba lihat cara dia marah.
Kalau dia marahnya berkualitas (perkataan yang substantive dan konstruktif serta tidak ada serangan fisik), maka sebaiknya putrinya harus mempertahankan dan menjaga lelaki tersebut dengan sebaik-baiknya.
Sebab, memang kalau dalam kondisi rumah tangga, sudah pasti ada saja godaan entah itu dari luar maupun dalam yang mau tidak mau terkadang (atau bahkan sering) terjadi yang namanya KDRT.
Tentu kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Sudah tidak pantas seroang sosok ayah dan itu (terutama) bertengkar di depan anaknya. Dikhawatirkan mereka akan meniru perilaku tersebut.
Baik, mari kembali ke pembahasan ini. Apa saja sih pertimbangan untuk tidak gampang marah atau bagaimana cara marah yang baik dan benar?