Mohon tunggu...
Muhammad Safi
Muhammad Safi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurnalistik

Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keseimbangan Orientasi Dunia dan Akhirat: Kunci Menuju Kehidupan yang Harmonis

27 Mei 2024   00:51 Diperbarui: 27 Mei 2024   00:59 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan manusia, seringkali kita dihadapkan pada dua kutub yang seolah-olah berlawanan: orientasi dunia dan orientasi akhirat. Orientasi dunia merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan materi. Sebaliknya, orientasi akhirat berfokus pada kehidupan setelah mati, ibadah, dan persiapan spiritual untuk kehidupan yang abadi. Keseimbangan antara kedua orientasi ini sangat penting untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan bermakna.

Islam, sebagai agama yang sempurna, mengajarkan umatnya untuk tidak melupakan bagian dunia dan akhirat secara bersamaan. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi..." (QS. Al-Qasas: 77). Ayat ini menegaskan bahwa manusia harus berusaha mencapai kesejahteraan di dunia tanpa melupakan persiapan untuk akhirat. Menyeimbangkan kedua aspek ini tidak hanya membawa keberkahan dalam hidup, tetapi juga menjamin keselamatan di akhirat.

Menetapkan prioritas yang baik mencakup tujuan jangka panjang untuk akhirat dan tujuan jangka pendek untuk dunia. Misalnya, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga adalah ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar. Membagi waktu antara ibadah dan pekerjaan dunia sangat penting. Misalnya, menjalankan shalat lima waktu tepat pada waktunya sambil tetap produktif dalam pekerjaan sehari-hari. Niat adalah inti dari setiap amal. Ketika segala perbuatan duniawi dilakukan dengan niat untuk mencari ridha Allah, maka hal tersebut akan bernilai ibadah. Misalnya, bekerja dengan sungguh-sungguh untuk menafkahi keluarga dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang muslim. Setelah berusaha semaksimal mungkin dalam urusan dunia, sikap tawakal atau berserah diri kepada Allah sangat penting. Ini mencerminkan keyakinan bahwa hasil akhir ada di tangan Allah, sehingga tidak mudah putus asa atau terlalu bangga dengan pencapaian duniawi.

Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan membantu sesama juga merupakan cara untuk mencapai keseimbangan. Ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup di dunia, tetapi juga menjadi investasi akhirat. Namun, menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat bukanlah hal yang mudah. Tantangan terbesar seringkali datang dari godaan materialisme dan kesibukan duniawi yang membuat manusia lupa akan tujuan akhirat. Oleh karena itu, introspeksi diri dan evaluasi rutin sangat penting untuk menjaga keseimbangan ini. Membiasakan diri dengan ibadah rutin seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berzikir, serta bergabung dengan komunitas yang mendukung nilai-nilai keseimbangan dunia dan akhirat, dapat sangat membantu. Selain itu, mengelola waktu dengan baik, misalnya dengan membuat jadwal harian yang seimbang antara aktivitas duniawi dan spiritual, juga penting.

Keseimbangan antara orientasi dunia dan akhirat adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan bermakna. Dengan menetapkan prioritas yang benar, membagi waktu dengan bijak, dan selalu berniat ikhlas dalam setiap perbuatan, kita dapat mencapai kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat. Tantangan yang ada dapat diatasi dengan ketekunan, introspeksi, dan dukungan komunitas yang positif. Mari kita terus berusaha mencapai keseimbangan ini agar hidup kita penuh berkah dan ridha Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun