Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Akrostik: Susiyakah

4 Oktober 2024   21:51 Diperbarui: 4 Oktober 2024   21:59 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Sekolah (Sumber: Desain Tasik)

Susiyakah, nama temanku yang berkulit putih, cementil, dan cantik orangnya

Usia Sekolah Dasar kelas enam aku mulai mengenalnya, ketika pindah sekolah dari SDN Benjeng di desa, ke SDN Bedilan I di Gresik kota

Sebagai siswa pindahan, rasa malu dan canggung adalah tantangan yang harus kuhadapi pada mulanya

Iseng gemuruh suara teman-teman terhembus, ada yang menyebut tempat dudukku sebangku dengan Susiyakah, yang membuatku terkesiap seketika mendengarnya

Yang membuatku tersipu malu ketika duduk berdampingan pada pertamakalinya

Asyik terasa ketika pelajaran Bahasa Indonesia, karena  aku dan Susiyakah diapit dua teman lain berdesakan. Bahan ajar buku Bunga Melur milik sekolah jumlahnya terbatas dan harus dibaca untuk empat orang sebangku

Kenangan  menggembirakan pernah ada, sewaktu sebagai finalis pada Lomba Cerdas Tangkas Tingkat SD se Gresik dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Gedung Nasional Indonesia Gresik bertanding di puncak acara antara Regu Putra SDN Bedilan I yang kupimpin, melawan Regu Putri SDN Bedilan I yang dipimpin oleh Nuraini dengan anggota regunya Susiyakah, dan reguku sebagai Pemenang Pertama

Ada lagi kenangan yang sangat berkesan, ketika aku dan Susiyakah maju tampil bersama menerima hadiah sebagai lulusan terbaik kedua pada acara perpisahan sekolah. Terbaik I atas nama Urip Santoso dengan jumlah nilai 27 untuk Mata Pelajaran Berhitung, Ilmu Alam dan Bahasa Indonesia. Sebagai terbaik kedua, nilaiku dan Susiyakah sama jumlahnya 26, sedangkan Nuraini terbaik ketiga yang jumlah nilainya 25, semua menerima hadiah

Hampir tujuh windu kemudian, aku berusaha menemui di rumahnya di Jakarta. Semula dia terlupa semua kenangan masa remaja di sekolah, tetapi kemudian terhenyak setelah berhasil mengingat semuanya*****

Bekasi, September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun