Pada tahun 1995 saya mengikuti Kursus Pimpinan Minyak dan Gas Bumi (Suspi Migas) XIII yang diselenggarakan atas Kerjasama Lemhannas -- PT Pertamina (Persero). Salah seorang dosen pengajarnya, Iwan Pontjowinoto beberapa waktu yang lalu memberikan nasihat yang sangat penting bagi para manula.Â
Bahwa kelak yang akan dirasakan  oleh para manula itu akan sama, yaitu berupa penyesalan :
Pertama, menyesal kenapa dulu tidak berpola hidup sehat terutama dalam hal makanan dan olah gerak atau olah-raga.
Kedua, kenapa dulu tidak rajin menabung dan tidak memulai berinvestasi.
Ketiga, kenapa dulu tidak berusaha menekuni suatu keahlian yang berguna dan yang dibutuhkan oleh orang lain sehingga bisa mendapatkan penghasilan.
Keempat, kenapa dulu tidak menjaga pertemanan untuk bersendagurau dan menjalin silaturahmi.
Kelima, kenapa dulu tidak memanfaatkan waktu untuk keluarga sebanyak mungkin, sehingga mereka juga tidak akan melupakan dan meninggalkan kita setelah semuanya berkeluarga.
    Lalu, ada teman yang anaknya sebagai karyawan sebuah perusahaan Jepang yang dipindah ke Tokyo-Jepang. Dia cerita, bahwa cucunya yang masuk usia sekolah TK, diwajibkan masuk pendidikan di lingkungan perusahaan. Jarak rumah tinggal dengan sekolah sekitar 2 kilometer tetapi anak-anak diwajiblan berjalan kaki pergi-pulang dengan diantar atau dikawal oleh salah satu orangtuanya secara bergilir.Â
Jadi, di setiap kawasan permukinan hanya boleh diantar oleh seorang wali murid atau orangtua secara bergilir dan bertanggungjawab. Anak-anak TK itu juga diajari menanam ubijalar dan memanen setelah waktunya tiba.
 Sementara itu, penelitian di Inggris menyebut bahwa anak-anak yang pergi-pulang sekolah dengan jalan kaki, ternyata lebih cerdas dibanding yang selalu diantar menggunakan mobil. Karena dengan berjalan kaki, maka peredaran darah sampai ke otak menjadi lebih lancar.Â