Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Nostalgia Kereta Api Gresik-Surabaya

10 Oktober 2022   23:44 Diperbarui: 10 Oktober 2022   23:49 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya lahir dan dibesarkan di kota Gresik. Meninggalkan kota Gresik setelah lulus STM Kimia Industri YWSG (Yayasan Wisma Semen Gresik) karena diterima bekerja di PT Pertamina (Persero) Pabrik Aspal Wonokromo-Surabaya. 

Sampai akhir tahun 1975 saya masih tinggal di Gresik walau pun sempat tinggal di Asrama Mahasiswa Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) Cepu dari tahun 1973 sampai dengan 1975 dalam rangka tugas belajar. 

Salah satu kenangan yang tidak pernah terlupakan mengenai tanah kelahiran saya adalah pengalaman naik kereta api dari Stasiun Gresik ke Stasiun Pasarturi -Surabaya pergi-pulang. 

Kendaraan umum darat berupa bus maupun opelet atau angkutan umum antar kota juga ada, tetapi karena naik kereta api lebih murah dan lebih aman, maka pilihan pasti lebih baik naik kereta api. 

Pernah saya naik kereta api bersama kedua orangtua dan adik karena mau cari buku yang harus saya miliki sewaktu di SMP. Tujuannya adalah ke toko buku di sepanjang jalan Bubutan. 

Dulu, di jalan Bubutan sangat terkenal dengan toko-toko di trotoar tengah badan jalan yang menjual buku-buku pelajaran dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi yang bekas maupun baru. 

Kios toko-toko itu menarik, berkaca dan berbentuk melingkar atau segi enam, berjejer dengan jarak tertentu dan bangunannya kokoh permanen, menarik, berarsitektur jaman Hindia-Belanda. Setelah jaman Repelita, toko-toko itu hilang karena pelebaran jalan dan karena alasan lain. 

Perjalanan dari Gresik turun di Stasiun Pasarturi lalu jalan kaki ke Bubutan, merupakan suatu perjalanan rekreasi nan murah terjangkau dengan kondisi lalulintas yang masih sepi, tidak seramai sekarang.

Pada setiap tahun ajaran baru, kios toko buku di Bubutan itu pasti ramai dikunjungi banyak orangtua dan anak-anak dari berbagai daerah karena sangat terekenal. 

Kios-kios itu hampir tidak pernah mengalami kekurangan stok atau persediaan buku-buku pelajaran karena berlaku sistem tukar-tambah. Anak atau orangtua membawa buku kelas lamanya untuk ditukar dengan buku pelajaran kelas diatasnya dengan menambah sejumlah uang sesuai hasil tawar-menawar yang dimufakati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun