Â
Memperingati HUT-nya yang ke-77, TNI-AL bersama berbagai unsur masyarakat membersihkan sampah di 77 titik laut di tanah-air. Acara yang diresmikan oleh Kepala Staf TNI-AL Laksamana Yudo Margono itu mengerahkan beberapa moda laut milik TNI-AL, menyusuri pantai dan laut seputar pelabuhan, memunguti sampah yang menari-nari di permukaan air.Â
Disebutkan, bahwa sampah yang terkumpul akan dipilah dan kemudian masuk proses daur ulang. Berita di TV tanggal 7 September 2022 itu menunjukkan, bahwa kerja bakti pada hari tersebut membawa hasil.Â
Pantai dan laut sekitarnya nampak bersih sehari itu, tetapi bagaimana dengan hari-hari berikutnya? Membersihkan sampah dengan cara itu sungguh tidak efektif dan cenderung merupakan kategori kegiatan percuma dan sia-sia, hanya menebar pencitraan sesaat.Â
Pada hal, datangnya sampah berasal dari perilaku manusia yang serampangan dengan membuang sampah di sembarang tempat. Membersihkan sampah yang berkesinambungan mestinya mencegah dari hulunya, si sumber pembuat sampah.Â
Pembersihan sampah yang hanya secara sporadis, bersih sesaat dan sesudah itu kotor lagi adalah sebuah pelecehan terhadap suatu institusi. Salah satu produksi masyarakat Indonesia yang cukup gencar dan besar jumlahnya adalah berupa sampah berbagai jenis yang dibuang secara sembarangan.Â
Anak saya yang pernah mengikuti kursus bahasa asing punya cerita menarik. Native speaker yang berasal dari Eropa ketika menceritakan kesannya tentang Indonesia menyebut, bahwa Indonesia adalah merupakan "tong sampah terbesar di dunia".Â
Konon dia bilang, karena masyarakat Indonesia suka membuang sampah sembarangan, di mana saja dan kapan saja, maka itu membuktikan bahwa bumi Nusantara bagaikan bak sampah yang selalu siap menampung sampah bagi masyarakatnya yang kurang beradab.Â
Menertibkan buang sampah yang tepat, seharusnya dimulai dari hulunya. Bukan aparat yang membersihkan sampah, kemudian masyarakat melecehkan dengan membuang sampah seenaknya. Lalu bagaimanakah caranya yang tepat?
                                     *****
Setelah sukses menjadi tuan rumah Olympiade 1988, Menteri Pendidikan Korea Selatan berkunjung ke Indonesia. Dia menjelaskan, untuk bisa menciptakan kota dan sungai yang bersih, Korsel membentuk atau mengadakan Siskamling khususnya terhadap sampah.Â