Pada tahun 1967 sampai dengan tahun 1969, saya menempuh pendidikan di Sekolah Teknologi Menengah (STM) Kimia Industri YWSG (Yayasan Wisma Semen Gresik). Dari namanya, Lembaga Pendidikan  itu di bawah naungan Yayasan Wisma Semen Gresik milik PN Semen Gresik. Tanggal 31 Mei 2022 yang lalu, Angkatan tahun 1967 dan 1968 mengadakan reuni bertempat di RM Sumatera, Jl. Proklamasi Gresik. Lumayan meriah, bergelak-tawa dan bernyanyi ria ketika usia rata=rata sudah mencapai 70 tahun. Kebetulan tanggal 29 Mei adalah Hari Lansia Nasional.
    Ketika didaulat memberikan sambutan mewakili Angkatan 1967, saya kemukakan beberapa nostalgia kenangan masa lalu yang mestinya tidak boleh dilupakan. Bahwa ketika menamatkan SMP dan kemudian memilih STM,  pertimbangan pada waktu itu karena ingin cepat mendapat pekerjaan. Saya sendiri, oleh Bapak Soemo Soeparto, Kepala SMP Negeri I Gresik sewaktu mengambil tanda lulus SMP, disarankan masuk STM kalau ingin cepat memperoleh pekerjaan. Maka ketika mencari SLTA, disamping ingin cepat kerja juga cari yang bayarnya murah, dan yang uang sekolah bulanannya rendah terjangkau. Sebagai perbandingan, SMA Negeri waktu itu uang sekolah bulanan Rp 75,-sedangkan STM hanya Rp 15,- karena disubsidi oleh PN Semen Gresik. Disamping itu juga mendapat pengobatan dan perpustakaan Semen Gresik secara gratis. Saya menduga, teman-teman pasti dengan pertimbangan serupa, kenapa masuk STM. Pada waktu itu STM Kimia Industri YWSG belum populer. Tetapi alhamdulillah, dengan biaya sekolah yang murah tetapi hasilnya bernasib mahal dan bermartabat. Setidaknya seperti yang saya alami. Dengan ijazah STM Kimia Industri itu saya lulus tes masuk Pertamina, Proyek Kertas Martapura Kalimantan Selatan yang sedang dibangun, dan PT Ajinomoto di Mojokerto Jatim yang juga sedang dibangun. Teman-teman seangkatan banyak yang masuk lapangan kerja Petrokimia Gresik yang sedang tahap akhir selesai dibangun.Â
Saya sendiri kemudian memilih masuk Pertamina dan sempat mendapat tugas belajar di AKAMIGAS Cepu. Ketika penempatan di Jakarta, saya coba tes masuk Fakultas Ekonomi Program Extension Universitas Indonesia yang kemudian dibiayai oleh Pertamina sampai lulus Sarjana Ekonomi. Sebagai karyawan Pertamina yang mengabdi selama 36 tahun, saya pernah bertugas di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kota yang belum pernah saya jamah hanya Banda Aceh, Bengkulu, Pontianak, Palangka Raya dan Ternate. Lainnya sudah pernah saya singgahi karena dalam rangka dinas dari perusahaan. Saya juga sempat mengikuti seminar maupun pelatihan ke Singapura, Thailand, Malaysia, Taiwan, RRT dan Jepang, juga pergi menunaikan ibadah haji bersama isteri pada tahun 2001. Teman seangkatan yang sempat mengabdi di tempat yang membanggakan antaralain Ir. Muchayat, terakhir sebagai pejabat di Kementerian BUMN, dan Ir. Tasmian di BPPT serta Ir. Purwadi sebagai perwira menengah POLRI, tetapi Allah swt. sudah memanggil ke haribaannya justru dalam usianya yang masih perkasa. Ada juga ketemu teman seprofesi yang secara kebetulan, ketika baru pindah bertugas di Makassar. Sewaktu menerima laporan kepala lokasi, kok ada kemiripan nama teman ketika di STM. Sekretaris mencoba menelpon dan terjadilah percakapan Makassar -- Banggai yang kemudian mempertemukan kami dan saling bercerita lika-liku masing-masing. Semua itu adalah pengungkapan makna reuni, mengingat riwayat sekolah, teman-teman, proses belajar-mengajar dan sukses yang berhasil diraih berkat peran STM Kimia Industri YWSG beserta seluruh perangkatnya dalam membina dan mengantar siswa-siswinya.Â
Gedung sekolahnya yang indah dan rapi karena dalam binaan dan naungan PN Semen Gresik. Sistem dan kurikulum serta lingkungan sekolah, tidak bisa dipungkiri telah membentuk watak dan prestasi para lulusannya ketika berkarir di dunia pengabdian. Para guru yang berjasa dengan tulus menularkan ilmunya yang apabila bermanfaat dalam hidup dan memperbaiki kualitas hidup siswanya, Insya Allah pahala akan didapat selamanya walaupun telah berpulang ke rahmatullah. Biaya yang terjangkau dan aturan yang tidak membelenggu, misalnya saya dan Mustomo, atas izin  Wali Kelas Ibu Harimurti, dibolehkan memakai celana pendek pada awal sekolah karena belum bisa membeli celana panjang. Tetapi untuk aturan yang menyangkut disiplin pengajaran, sangat diterapkan dengan ketat.
    Reuni adalah ajang mengungkap dan mengenang masa lalu ketika kembali berkumpul di usia pensiun atau di usia lanjut. Sungguh menyenangkan! Butir-butir di atas, sempat saya sampaikan ketika didaulat mewakili Angkatan 1967 untuk menyampaikan sambutan. Dalam hal ini saya mewakili diri sendiri yang sempat mengabdi di Pertamina selama 36 tahun dan berhasil menyelesaikan jenjang S2 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia pada tahun 2004, juga mewakili teman-teman yang tersebar di seantero Nusantara dengan berbagai profesinya. Terimakasih kepada PN Semen Gresik, Bapak dan Ibu Guru yang telah berjasa menularkan ilmunya kepada kami semua sehingga mendapatkan keberuntungan, martabat serta kemajuan sosial -- ekonomi dan kehidupan. Semoga amal ibadah Bapak dan Ibu Guru diterima Allah swt dan mendapat imbalan yang setimpal sesuai pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran selama mengajar di STM Kimia Industri - Yayasan Wisma Semen Gresik (YWSG).*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H