Mohon tunggu...
Muhammad Ryansyah
Muhammad Ryansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa yang mampu mengambil keputusan, siap disegala kondisi dan dapat diandalkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keteladanan Nabi Muhammad SAW Pada Sifat (As-Siddiq) untuk Berbisnis di Era Kekinian

7 Mei 2024   17:00 Diperbarui: 7 Mei 2024   17:08 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Nabi Muhammad SAW memiliki sifat-sifat baik yang harus dicontoh dalam kehidupan sehari-hari terutama anak muda zaman sekarang yang ingin memulai cara berbisnis. Salah satu sifat nabi adalah siddiq (kejujuran). Pada saat nabi remaja, pamannya yaitu Abu Thalib memperkenalkan dunia bisnis dan melakukan perjalanan bisnis hingga menuju ke negeri Syria. 

Pada masa perkembangannya. Nabi terus mendalami pekerjaan sebagai pebisnis sampai beliau dewasa, banyak kalangan dari kaumnya di kota Mekkah mempercayakan metode perdagangannya kepada Rasulullah SAW sampai pada beliau dijuluki Al-Amin (orang terpercaya). Nabi Muhammad menjadi pedagang sukses, karena kejujuran, keikhlasan serta integritas dalam menjaga kualitas barang. 

Selanjutnya dalam praktek-praktek transaksi jual beli beliau selalu menjunjung tinggi kemanusiaan dan tidak hanya berorientasi pada duniawi saja. Beliau selalu menjaga sifat jujur, ikhlas, profesional, silaturrahim dan murah hati dalam semua aktifitasnya terutama dalam bisnisnya
Sifat shiddiq masih sangat relevan dengan etika bisnis di era kekinian. Sifat siddiq (kejujuran) berarti melandaskan ucapan, keyakinan serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam.Dengan demikian sifat shiddiq (kejujuran) merupakan etika bisnis yang universal.

Dalam berbisnis sering kali kita mengabaikan nilai-nilai Islami karena dalam menjalankan sebuah bisnis kita akan menjumpai banyak pelanggan dan mereka mempunyai pedoman sendiri dalam berbisnis, pebisnis harus memberi informasi yang benar apa yang dijual dan tidak boleh ada informasi yang disembunyikan dari apa yang dijual, tidak mengurangi dan juga tidak menambahi, pebisnis dituntut berkata dan bertindak secara jujur dari apa yang dijual. Dan diyakini benar bahwa membohongi pelanggan sama dengan mengkhianati mereka.
Etika berbisnis dalam Islam menganjurkan kepada kita untuk tidak melakukan monopoli barang. Jika terjadi monopoli dalam suatu tempat akan menyebabkan barang menjadi sedikit karena disediakan oleh satu perusahaan saja sehingga menyebabkan harga barang menjadi mahal, hal tersebut tentu saja akan menyebabkan orang lain kesulitan karena tidak semua orang mampu membayar atau membeli barang dengan harga yang mahal.
Maka dari itu kita sebagai umat Islam harus berpegang teguh terhadap nilai-nilai Islami dalam menjalankan hal apa pun termasuk dalam hal berbisnis agar mendapatkan berkah dari apa yang diperjual belikan. Dan juga dapat menjaga hubungan yang baik antara pebisnis dengan pelanggan. Karena memberikan suatu kepercayaan kepada konsumen adalah hal penting yang harus dilakukan untuk dapat menjalakan usahanya bahkan untuk mengembangkan usaha tersebut. Jika tidak dilakukan akan berdampak kepada penjualannya. Mengapa begitu pentingnya sifat siddiq (kejujuran) dalam berbisnis:
* Kepercayaan pelanggan:
dapat membantu membangun kenyamanan dan merasa aman pada pelanggan saat berinteraksi dengan pebisnis yang jujur, Karena dapat melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan kepada orang lain.
* Kerjasama yang baik:
Membantu membangun hubungan yang kuat dan dapat membuka peluang kolaborasi
* Pengambilan Keputusan yang baik:
dengan berpegang teguh pada sifat kejujuran, dapat menghindari praktik yang tidak etis atau merugikan dan memberikan keselamatan pada bisnis
 
Dengan demikian, sifat siddiq (kejujuran) tidak hanya berkonteks pada agama atau moralitas pribadi, namun memiliki dampak yang baik dalam membentuk budaya bisnis yang sehat dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun