Dua Jenis Paket di Hari Selasa yang Aneh
Hari Selasa (28/6) kemarin adalah hari yang aneh. Kenapa aneh? Sejak Senin malamnya (27/6) seluruh media massa mainstream memberitakan, bahwa Presiden Jokowi pada Selasa pagi akan hadir di Kantor Kemenko Perekonomian dalam peresmian satgas-satgas untuk paket kebijakan ekonomi. Contohnya adalah berita-berita di bawah ini: Contoh 1 - Contoh 2 - Contoh 3
Bahkan hingga Selasa pagi, media-media tetap tidak berhenti memberitakan rencana kehadiran Presiden untuk meresmikan satgas-satgas paket kebijakan ekonomi bentukan dari Menko Perekonomian Darmin Nasution tersebut: Beritasatu.com dan Media indonesia
Namun, sungguh disesalkan. Ternyata Presiden Jokowi batal hadir dan digantikan oleh Wapres Jusuf Kalla untuk meresmikan satgas tersebut. Berita di bawah ini, mungkin masih sulit menerima kenyataan ketidak hadiran Presiden, meski tetap memajang foto Presiden Jokowi dan didalam isi pemberitaannya adalah tentang pernyataan Wapres Jusuf Kalla: Tempo.com
Berita lainnya tampak lebih legowo dan mengambil posisi lebih bijak, untuk jujur pada kenyataan: Tribunnews.com - finansial.bisnis.com
Mungkin hanya sedikit publik yang mencermati keanehan ini, yaitu saat semua media dibuat “kecele” oleh Presiden di hari Selasa pagi. Untuk itulah tulisan ini dibuat, mengabarkannya.
Namun bagian yang terpenting bukanlah hal-hal tersebut di atas. Sore harinya, setelah melakukan serangkaian kegiatan di Istana Negara, Presiden pulang ke Kota Bogor sembari mendadak menyempatkan diri blusukan untuk membagikan langsung sembako kepada masyarakat di sana: news.metrotvnews.com - Beritasatu
Jadi bila disimpulkan: pada hari Selasa tersebut, pagi harinya Jokowi “menolak” hadir di acara resmi kenegaraan yang bertujuan untuk pembentukan satgas untuk mengevaluasi 12 “paket” kebijakan ekonomi pemerintah, namun sore harinya secara mendadak membagikan ribuan “paket” sembako untuk sedikir meringankan beban ekonomi rakyat.
Seolah, ya, seolah Jokowi yang tak berpendidikan ekonomi hendak mengajarkan dari Kota Bogor kepada para ekonom sekolahan yang berkumpul di Lapangan Banteng, Jakarta, bahwa daripada menyibukkan diri dengan “paket-paket” kebijakan yang tidak nendang sama sekali untuk kesejahteraan rakyat, lebih baik kita blusukan memberikan “paket-paket” yang memang jelas membantu meringankan daya beli rakyat.
Presiden Jokowi sangat tegas menginginkan membaiknya daya beli masyarakat, terutama saat menyambut Hari Lebaran. Setidaknya dalam sebulan ini, sudah tiga kali Presiden meminta para pejabat di bidang ekonomi untuk menurunkan harga daging sapi dari kisaran Rp 120 ribu ke kisaran Rp 80 ribu .