Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tatanan yang Diuji

7 Oktober 2020   11:51 Diperbarui: 7 Oktober 2020   12:03 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: miro.medium.com

Menakar hari dengan sejuta harap
Menafikan seluruh peluh yang menetes dari jutaan rakyat yang terbakar api kecewa
Teriakan itu,
merangsek masuk
Menembus batas-batas kekuatan Sang Pembuat Kebijakan

Atas nama demokrasi
biarlah tatanan itu sedikit diusik
Biar Para Wakil itu tersentuh
Terusik dengan teriakan atasan mereka,
yang sejatinya lebih terhormat dari mereka

Aturan macam apa yang mereka buat?
Kecerdasan mereka yang aduhai tak menonjolkan kebijaksanaan yang melegakan

Duh, Tuan-tuan, bukankah Tuan-tuan wakil kami?
Berarti, alangkah bodohnya kami saat itu,
telah mempercayakan harapan-harapan kami kepada Tuan-tuan

Mereka, yang berteriak
atau kita, yang masih terdiam dan menyimak
Berharap ada jalan yang melegakan bagi tatanan yang diuji ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun