Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dunia di Ujung Senja

20 Juni 2020   21:09 Diperbarui: 20 Juni 2020   21:13 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://punyakata.files.wordpress.com

Meramu hari penuh harap
Menakar kebermaknaan dalam sebuah rayuan senja
Berceloteh ramai bak burung yang sedang berkelakar

Rumitnya dunia di ujung hari
Menghiasi pandemi yang masih berkontes ria
berkolaborasi dengan guyonan Sang Pemandu Tawa
Meramaikan ketidakpastian yang masih klimaks mesra

Pernormalan baru yang penuh harap tak kunjung bersua
dengan Sang Pengharap
Karena transisi masih menghiasi dunia yang penuh kepentingan

Persoalan hukum menjadi isu utama di pagi hari
Kadang, isu pendidikan betengger di siang hari
Lalu, kenaikan grafik Si Korban menjadi topik hangat
Disusul, isu politik menghiasi awal senja
Memanaskan hari yang tak kunjung menemukan kesejukan

Dunia yang fana tak ingat kematiannya
Menyibukan dirinya dalam ketidakberdayaan
Melupakan isinya yang semakin berteriak
Memanggil dunia di ujung senja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun