Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mudik Online, Sebuah Penggembira Maya bagi Si Perantau

16 Mei 2020   09:45 Diperbarui: 16 Mei 2020   10:31 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi (Foto: https://indonesiaonline.co.id)

Larangan mudik masih terngiang-ngiang di telinga perantau yang terjebak dalam karantina wilayah. Pikiran pun kalut dan hati pun dongkol, karena tradisi tahunan yang telah mendarah daging itu pun harus kandas atas nama keselamatan bersama. Sambil mengelus dada, kesabaran pun kembali menjadi jawaban yang tepat.

Sebuah harapan pun muncul saat pemerintah melonggarkan aturan mudik, namun bagi orang dengan aturan dan kriteria tertentu. Baju dari lemari yang sempat  ditarik pun kembali tersimpan rapi dan seolah ingin memberikan senyum semangat bagi si empunya.

Ya, mudik online adalah hal yang cukup tepat untuk situasi seperti ini. Si Perantau yang jauh dari sanak saudara harus berbesar hati menerima keadaan ini dengan hati yang lapang, karena era digital memiliki banyak solusi untuk mempertemukan manusia secara maya.

Video call dengan menggunakan aplikasi mainstream atau aplikasi zoom yang lebih tren menjadi mode 'transportasi' dalam mudik online yang bisa digunakan Si Perantau.

Belilah kuota sebagai tiket mudik online. Berselancarlah menikmati perjalanannya kapanpun dan dimanapun; tak perlu berat dengan barang bawaan dan khawatir akan keselamatan dalam perjalanan. 

Bergembiralah walaupun itu maya, dalam artian tak mampu menyentuh mereka; keluarga yang ada di kampung halaman. Percayalah, bahwa sentuhan hati dan doa terbaik adalah buah tangan terbaik pada tradisi mudik di tahun ini.

Selamat mudik online. Semoga selamat sampai tujuan! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun