Mohon tunggu...
Muhammad Rofieq
Muhammad Rofieq Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas muhammadiyah yogyakarta

seorang mahasiswa ilmu komunikasi broadcasting universitas muhamadiyah yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Trend Konten Transisi Makeup di Sosial Media

4 Januari 2023   11:28 Diperbarui: 4 Januari 2023   11:31 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya populer atau pop culture adalah budaya yang lahir atas kehendak media. Budaya populer juga dapat diartikan sebagai sebuah budaya yang menyenangkan dan juga disukai oleh banyak orang. Menurut Malthy dalam Tressia, budaya populer berkaitan dengan budaya massa. Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan dari khalayak konsumen massa. Budaya massa ini berkembang sebagai akibat dari kemudahan-kemudahan reproduksi yang diberikan oleh teknologi seperti percetakan, fotografi, perekaman suara, dan sebagainya. (Aslamiyah, 2013)

Salah satu hal yang populer ataupun sedang banyak digandrungi oleh para konten kreator khususnya konten kreator makeup yaitu trend konten transisi makeup dengan backsound musik yang sedang trend juga. Trend ini semakin banyak di gandrungi semenjak pandemic covid19 mulai melanda Indonesia. Biasanya dalam konten transisi makeup sendiri tidak hanya menampilkan makeup beauty saja tetapi banyak juga menggunakan teknik makeup misalnya seperti special effect makeup (sfx makeup), yang mana banyak di apresiasi oleh penonton atau audience karena hasil makeup yang sangat memukau. Biasanya banyak juga para beauty konten kreator membuat transisi makeup dengan hal yang sedang populer juga, misalnya ada sebuah film horror maupun suatu hal yang sedang hitz atau popular di sosial media.

Beberapa konten kreator yang sering membuat konten transisi makeup diantaranya yaitu Jharna bhagwani, Farra jaidi, Clarissa puteri, Tasya farasya, dan juga Pupu Gls. Dalam hal ini walaupun mereka sering membuat sebuah konten dengan konsep yang sama yaitu konten makeup transisi, namun mereka memiliki ciri khas dan juga basic makeup masing-masing.

Salah satu contohnya adalah Tasya farasya, yang mana Tasya lebih banyak membuat konten transisi makeup tersebut dengan konsep atau tema beauty makeup. Berbeda dengan Jharna bhagwani yang memiliki ciri khas yaitu kontennya yang sangat epic dan juga terlihat sangat prepare. Tidak hanya itu Jharna juga dalam konten makeup transisinya biasanya menampilkan banyak jenis makeup, seperti makeup beauty, sfx makeup dan juga makeup character yang didukung dengan kostum dan juga lighting yang semakin menambah feel dalam konten transisi makeup yang ia buat. Berbeda dengan Tasya farasya dan juga Jharna bhagwani, Pupu GLS yang memiliki basic dalam bidang sfx Makeup, Pupu GLS dalam kontennya lebih menampilkan sebuah konten transisi sfx makeup dan jarang sekali menggunakan jenis makeup beauty di dalam konten-konten yang ia buat.

Konten-konten makeup transisi biasanya banyak di upload di sosial media tiktok maupun Instagram, dan selalu mendapat banyak apresiasi dan juga penggemar di sosial media, apalagi konten-konten tersebut bertema suatu hal yang sedang trend. Misalkan konten dengan tema lagu Lathi, konten dengan tema film kkn di desa penari, dan juga konten untuk memperingati hari-hari tertentu.

Dapat kita lihat mengapa sebuah konten transisi makeup bisa dikatakan sebagai budaya populer. Dalam hal ini karena, konten transisi makeup ini bisa menjadi sebuah fenomena, karena semakin kesini banyak sekali yang mengadakan event ataupun give away di sosial media ataupun bisa disebut lomba dengan membuat konten transisi makeup. Contohnya adalah pada saat Hut kemerdekaan Indonesia dan juga saat Halloween, banyak sekali perlombaan membuat konten transisi makeup di sosial media Instagram maupun tiktok, dan tentu banyak sekali peminat yang mengikutinya. Tidak hanya perlombaan ataupun give away, sekarang banyak juga kita lihat konten kreator baru yang bermunculan di sosial media khususnya tiktok dan membuat konten transisi makeup dalam konten-kontennya.

Maka dari itu, hal ini yaitu trend konten makeup transisi bisa dijadikan sebuah fenomena di sosial media, karena banyaknya penggemar dan juga konten kreator baru yang memiliki konsep kontennya yaitu transisi makeup yang terinspirasi dari konten kreator sebelumnya yang sudah memiliki nama yang besar yang tentu meng inspirasi banyak orang tuk menjadi seorang konten kreator pemula dengan konsep yang sama, yaitu transisi makeup.

Tidak hanya dapat meginspirasi seseorang, konten transisi makeup seperti ini juga bisa sekaligus memperkenalkan budaya indonesia ke internasional dan juga melestarikan budaya Indonesia itu sendiri. Contohnya adalah banyak konten kreator besar yang membuat konten transisi makeup bertemakan indonesia saat hut kemerdekaan Indonesia. Konten tersebut biasanya tidak hanya menampilkan transisi makeup saja namun dengan kostum pendukung yang biasanya mengenakan pakaian adat Indonesia dan juga didukung dengan tarian dan musik tradisional. Dan biasanya konten-konten seperti ini apalagi mengunggahnya dalam sosial media terutama tiktok dapat menyebar secara cepat bahkan hingga keluar negeri juga, maka dari itu mengapa konten-konten seperti ini bisa sekaligus memperkenalkan sebuah budaya kepada dunia. 

Tidak hanya konten bernuansa budaya, konten transisi makeup bernuansa modern yang dibuat oleh konten kreator Indonesia juga mendapat banyak apresiasi dari khalayak luar negeri dan banyak juga yang akhirnya melakukan kolaborasi secara virtual melalui konten tiktok biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun