Indonesia, Negeri kepulauan yang indah nan kaya sumber daya alamnya. Kekayaan Alam itulah yang menyebabkan Bangsa lain iri terhadapnya dan ingin menguasainya. Oleh sebab itulah, kekayaan tersebut dapat menjadi kelebihan atau bahkan mungkin sebuah kelemahan apabila bangsa Indonesia tidak dapat mengelola, memanfaatkan, dan menjaganya sendiri. Sebagai contoh dalam kasus pulau Sipadan dan Linggitan, Kedua pulau tersebut diambil oleh pihak Malaysia karena Indonesia kurang memperhatikan kesejahteraan warganya. Oleh sebab itu, dibutuhkan kebijaksanaan Pemerintah Indonesia sendiri untuk memberikan kesejahteraan warganya secara merata. Selain itu, pemerintah Indonesia perlu membangun tembok perbatasan, bukan sekedar patok atau pagar, melainkan dalam bentuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan.
Pada masa kepemimpinan presiden Jokowi, Hal tersebut mulai diterapkan. Berikut contoh kebijakan yang telah dilakukan pada masa kepememimpinannya:
- Peledakan kapal asing pencuri ikan.
Kebijaksanaa ini mulai diterapkan saat menteri Perikanan dan Kelautan dibawah koordinasi ibu Susi Pudjiastuti. meskipun kebijakan ini pada awalnya mendapat kecaman dan penolakan dari berbagai pihak baik dari dalam maupun luar, tetapi kebijaksanaan tetap bejalan dan berhasil meningkatkan kesejahteraan nelayan lokal dimana penghasilan mereka bertambah pesat. Selain itu, kebijakan tersebut menunjukan kewibawaan dari pemerintah Indonesia itu sendiri.
- Pembangunan daerah perbatasan.
Pada masa Kabinet Kerja ini, pembangunan perbatasan mulai menggencar diberbagai daerah perbatasan. Sebagai contoh pembangunan Tol di Papua dan perbatasan Kalimantan, hal tersebut dilakukan bukan hanya bentuk pemerataan kesejahteranan, tetapi juga memberikan kepercayaan bahwa mereka merupakan bagian dari NKRI, sehingga diharapkan tidak akan ada bentuk separatis dan Kesatuaan NKRI tetap utuh.
Dari kebijakan diatas, kita sebagai warga negara Indonesia juga memiliki peranan untuk mendukung kebijakan tersebut, tanpa dukungan tersebut, tujuan Indonesia akan sulit tercapai.
Sumber referensi: *kompas.com  *detik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H