Sampah saat ini menjadi permasalahan yang sering dijumpai di berbagai tempat. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, produksi sampah juga mengalami peningkatan. Keterbatasan sarana pembuangan sampah dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mengakibatkan masyarakat membuang sampah tidak di tempatnya. Hal ini yang menyebabkan pencemaran lingkungan.Â
Pengelolaan sampah yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai, antara lain dengan menjadikannya kompos cair atau kering. Kebanyakan masyarakat enggan untuk membuat pupuk kompos sendiri, karena kurangnya pemahaman mengenai proses pembuatannya. Hal inilah yang melatar belakangi Arina Vidia Ayuningtyas, Mahasiswi KKN Reguler 14 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk mengadakan "Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Cair dan Kompos Kering melaui Pemanfaatan Bahan Organik" kepada masyarakat Desa Segunung.Â
Disamping sebagai sarana kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Segunung, dengan memanfaatkan limbah organik dari hasil sampah organik rumah tangga dan juga pertanian. Bahan -- bahan yang diperlukan dalam pembuatan pupuk adalah sampah dapur atau sampah hasil pertanian yang tidak digunakan seperti gedebog jagung, EM4, Kecap sebagai pengganti tetes tebu. Pupuk organik ini sangat menguntungkan dan ramah lingkungan, umumnya pupuk organik tidak menyebabkan tanah dan tanaman menjadi rusak walaupun digunakan setiap saat. Pupuk cair dan kering ini ramah lingkungan, mudah didapat, dan ramah kantong dibandingkan dengan harga pupuk anorganik yang semakin melangit.Â
Dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos kering dan pupuk kompos cair dari pemanfaatan sampah organik dapat mengubah pandangan masyarakat tentang sampah yang dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Selain itu, kegiatan mahasiswa KKN Reguler 14 dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Segunung, Kecamatan Dlanggu.Â
Pada saat kegiatan pelatihan berlangsung warga desa sangat antusias dalam memahami pemanfaatan sampah organik yang dapat dijadikan pupuk kompos karena bahan yang mudah didapat serta tidak mengeluarkan banyak biaya dalam pembuatannya. Dengan mengetahui manfaat kompos diharapkan Petani dan Warga Desa Segunung dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah organik serta menambah nilai guna sampah organik tersebut.Â
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada kampus Universitas 17 Agustus Surabaya, dan dosen pembimbing lapangan Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom, serta warga Desa Segunung setempat yang telah membantu dalam keberhasilan program pengabdian yang sudah di jalani selama ini.