Kawasan Asia Pasifik dikenal sebagai salah satu wilayah dengan dinamika geopolitik paling kompleks di dunia. Sebagai pusat ekonomi global dan rumah bagi lebih dari separuh populasi dunia, kawasan ini menyaksikan persaingan sengit antara kekuatan besar, terutama Amerika Serikat dan China. Amerika Serikat, dengan pendekatan hegemoniknya, berusaha mempertahankan dominasinya melalui aliansi tradisional dan strategi Indo-Pasifik. Di sisi lain, China menantang status quo dengan ekspansi ekonomi dan militer, seperti terlihat dalam kebijakan Belt and Road Initiative dan klaim teritorialnya di Laut China Selatan (Zhang, 2021).
Di tengah persaingan ini, middle power memainkan peran penting sebagai "penyeimbang" dalam isu keamanan regional. Middle power, seperti Australia, Korea Selatan, dan Kanada, sering bertindak sebagai mediator yang mempromosikan dialog, membangun koalisi multilateral, dan mendukung stabilitas kawasan. Dengan pendekatan yang pragmatis dan kolaboratif, mereka mampu mengurangi risiko konflik langsung antara kekuatan besar (Hurrell, 2020). Artikel ini berargumen bahwa middle power memainkan peran kunci sebagai mediator, pembangun koalisi, dan penjamin stabilitas di Asia Pasifik, menjadikan mereka elemen vital dalam dinamika keamanan regional.
Definisi dan Karakteristik Middle Power
Middle power merujuk pada negara-negara yang berada di antara kekuatan besar (great power) dan kecil (small power), baik dalam hal kapabilitas ekonomi, militer, maupun pengaruh diplomatik. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendominasi sistem internasional, tetapi cukup kuat untuk memengaruhi agenda global melalui kerja sama multilateral dan pendekatan pragmatis (Cooper et al., 1993).
Karakteristik utama middle power meliputi:
Kapasitas Menengah: Middle power memiliki sumber daya ekonomi dan militer yang cukup signifikan untuk berkontribusi pada stabilitas regional, tetapi tidak cukup besar untuk bertindak secara unilateral.
Pendekatan Multilateral: Mereka cenderung mengandalkan institusi internasional dan kerja sama multilateral untuk mencapai tujuan mereka.
Diplomasi Kolaboratif: Middle power sering memprioritaskan dialog dan negosiasi sebagai alat utama dalam diplomasi mereka.
Contoh middle power utama di Asia Pasifik meliputi Australia, Korea Selatan, dan Kanada. Australia, misalnya, berperan aktif dalam Quad dan forum keamanan Indo-Pasifik lainnya, sementara Korea Selatan menjadi mediator dalam isu Semenanjung Korea. Kanada, meskipun secara geografis tidak berada di Asia Pasifik, berkontribusi melalui kerja sama ekonomi dan keamanan lintas kawasan (Beeson, 2018).
Dengan pendekatan pragmatis, kolaboratif, dan multilateral, middle power berusaha menciptakan lingkungan yang stabil dan mendukung aturan internasional berbasis konsensus. Hal ini membuat mereka menjadi aktor penting dalam menghadapi tantangan kompleks di Asia Pasifik.
Peran Middle Power dalam Keamanan Regional