Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Alifiyansyah
Muhammad Rizky Alifiyansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mahasiswa yang hobi nulis

Hai aku Rizky Alifiyansyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminis Itu Soal Rasa

10 Januari 2024   14:07 Diperbarui: 10 Januari 2024   14:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Feminis itu soal rasa yang dimaksud disini tuh rasa tentang perjuangan, keadilan, dan kesetaraan. Saya sebagai mahasiswa serta laki-laki mengecam tentang kekerasan terhadap perempuan. Mengingat umumnya pelaku kekerasan terhadap perempuan adalah laki-laki, maka penting sekali agar laki-laki mendefinisi ulang konsep maskulinitas. 

Agar tidak terjebak pada pemahaman usang yang menganggap bahwa hal yang wajar laki-laki melakukan kekerasan terhadap perempuan atau pasangannya. Dalam konteks ini cara melakukan kesetaraan gender maka laki-laki harus melawan semua streotip negatif tentang perempuan. 

Sebagai seorang laki-laki, memahami dan mendukung feminisme bukanlah tanda kelemahan atau kehilangan identitas. Peran laki-laki dalam mendukung feminisme bukan hanya tentang memberikan ruang bagi perempuan untuk bersuara, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana identitas laki-laki tidak dikotak-kotakkan oleh ekspektasi tradisional. Kesetaraan juga menjadi ruang bagi para laki-laki untuk menggali dan menerima rasa mereka tanpa takut dijatuhkan oleh norma maskulinitas yang kaku. 

Identitas laki-laki bukanlah terikat oleh superioritas atau dominasi, melainkan oleh kesetaraan dan kebebasan untuk mengekspresikan diri tanpa batasan gender. Feminisme tidak hanya menyentuh perubahan struktural sosial, tetapi juga merintis jalan bagi identitas laki-laki yang lebih otentik dan terlepas dari stereotype yang membatasi.

Sebagi penutup saya mengambil peran sebagai "laki-laki baru" dalam feminisme tidak hanya tentang mendukung perempuan. Ini juga tentang membentuk kembali identitas laki-laki dalam konteks sosial modern. Penting untuk diingat bahwa mencapai kesetaraan gender adalah perjalanan panjang yang melibatkan perubahan budaya dan struktural. Melibatkan diri secara aktif dalam upaya-upaya ini, sekecil apapun, dapat berdampak positif pada perjuangan kesetaraan gender. Memahami dan mendukung feminisme membuka pintu bagi identitas laki-laki yang lebih bebas dan otentik dalam konteks sosial modern yang terus berubah.

Nama : Muhammad Rizky Alifiyansyah

Jurusan : Manajemen Komunikasi

Kampus : Institut STIAMI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun