Hubungan diplomatik antar negara saat ini bukan hanya sekedar tentang hard diplomacy tetapi juga soft diplomacy. Soft diplomacy adalah upaya yang dilakukan oleh suatu negara dalam melaksanakan kepentingan nasionalnya dengan cara pendekatan sosial serta budayanya. Salah satu bentuk soft diplomacy adalah Gastrodiplomasi atau yang dikenal sebagai Diplomasi Kuliner.
Gastrodiplomasi merupakan salah satu jenis diplomasi yang menggunakan makanan sebagai media untuk meningkatkan brand awareness dari suatu negara yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan pada suatu negara. Salah satu negara yang menerapkan diplomasi ini adalah Korea Selatan.
Korea Selatan telah sukses menempatkan negaranya pada peta dunia, Korea Selatan bukan hanya berhasil melalui bidang ekonomi dan teknologi nya saja, tetapi juga melalui budaya populer serta kulinernya. Upaya yang dilakukan oleh Korea Selatan ini adalah dengan melalui Gastrodiplomasi / Diplomasi Kuliner. Gastrodiplomasi merupakan salah satu media diplomasi yang menggunakan makanan sebagai alat untuk berdiplomasi dan juga mempromosikan citra negara.
Dengan kampanye yang dikenal dengan "Hansik Globalization", Korea Selatan berhasil melakukan strategi yang signifikan untuk memperkenalkan dan mempromosikan makanan tradisionalnya ke kancah internasional. Tulisan ini akan menelisik bagaimana cara yang digunakan oleh Korea Selatan dalam penerapan gastrodiplomasi serta apa saja dampak bagi Korea Selatan.
Sejarah Hansik Globalization
Pada tahun 2009 pemerintah Korea Selatan meluncurkan kampanye " Hansik Globalization", kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan popularitas serta pengakuan kepada masyarakat internasional terhadap masakan Korea yaitu Hansik. Kampanye ini disebabkan dengan meningkatnya minat internasional kepada budaya Korea Selatan, terutama dengan fenomena Korean Wave yang meliputi musik, film, drama. Lewat kampanye ini pemerintahan Korea Selatan mengharapkan bisa memperkuat citra yang positif Korea dan mendukung industri makanan dan pariwisatanya.
Upaya Penerapan Gastrodiplomasi di Korea Selatan
- Pendidikan & Pelatihan: Pemerintahan Korea Selatan memfasilitasi berbagai pusat pelatihan & sekolah kuliner, yang ada di dalam negeri maupun luar negeri. Seperti Korea Culiner Arts & Science High School yang mempelajari tentang kuliner korea. Disamping itu, ada berbagai koki internasional yang diundang ke Korea untuk mempelajari tentang masakan tradisional serta modern Korea, yang kemudian dibawa kembali ke negara asalnya.
- Restoran dan Koki di Luar Negeri :Â Koki menjadi alat utama dalam kampanye "Â Hansik Globalization", dengan cara mendukung pembukaa restoran Korea di Luar Negeri serta memperkenalkan juru masak Korea ke kancah internasional. Restoran -- restoran tersebut bukan hanya menyediakan makanan tetapi juga menjadi tempat perkenalan budaya Korea kepada pelanggan.
- Festival Makanan Internasional :Korea Selatan mengadakan festival kuliner internasional secara rutin, contohnya seperti Seoul Gourmet week & Korean Food Festival di berbagai negara. Festival ini bukan hanya mempromosikan masakan Korea tetapi juga mengundang juru masak terkenal dari seluruh penjuru dunia untuk mengikuti festival tersebut, serta memperluas jaringan dan juga pengaruh kuliner dari Korea.
- Peningkatan Pariwisata : Diplomasi kuliner telah berkontribusi pada peningkatan industri pariwisata di Korea Selatan. Para wistawan yang berkunjung ke Korea bukan hanya sekedar untuk menikmati pemandangan dan budayanya, tetapi juga untuk mencicipi masakan khas Korea langsung dari negara aslinya
- Promosi Melalui Media & Teknologi :Â
- Melalui media sosial seperti televisi, dan film. Pemerintah Korea Selatan mempromosikan masakannya, melalui program televisi yang berjudul " Korea Food Made Simple" yang dibawakan oleh juru masak selebriti Judy Joo pada Food Network merupakan sebuah contoh bagaimana media yang digunakan bermanfaat untuk digunakan menjangkau algoritma yang luas.
Tantangan bagi Korea Selatan Untuk Masa Depan
Kesuksesan yang dicapai oleh Korea Selatan memang sangat baik, tetapi ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh Korea Selatan, seperti bersaing dengan masakan internasional dari negara lain, kesulitan dalam mempertahankan originalitasnya, serta kebutuhan untuk terus berkreasi dan berinovasi. Inilah beberapa hal yang harus diatasi oleh Korea Selatan.Untuk kedepannya, Korea Selatan memiliki rencana untuk memperluas jangkauan diplomasi kulinernya dengan berfokus pada kelanjutan kulinernya dan juga kesehatan dari makanan tersebut, seperti menggunakan bahan -- bahan organik yang sehat, teknik memasak yang ramah lingkungan, serta promosi makanan yang sehat menjadi fokus yang harus diperhatikan dalam kampanye itu. Disamping itu, dengan meningkatnya minat global terhadap masakan vegan dan vegetarian masakan Korea, Korea Selatan juga mulai memperkenalkan menu vegetarian tradisional khas Korea Selatan.
Melalui kampanye " Hansik Globalization" diplomasi kuliner yang dilakukan oleh Korea Selatan merupakan salah satu contoh sukses bagaimana suatu negara dapat menggunakan makanan sebagai media untuk berdiplomasi dengan tujuan mengangkat citra dan pengaruh di kancah internasional. Melalui cara yang terstruktur denga baik, serta dukungan dari pemerintah, dan juga adaptasi terhadap tren global. Korea Selatan sukses memperkenalkan dan mempromosikan masakan khas Korea kepada seluruh dunia, hal ini berhasil memperkuat identitas budaya Korea dan juga memberikan pengaruh positif kepada sektor ekonomi serta pariwisatanya. Diplomasi Kuliner yang dilaksanakan oleh Korea Selatan ini memperlihatkan bahwa makanan juga bisa menjadi bahsa yang universal untuk menyalurkan perbedaan budaya yang ada serta mempererat hubungan antar negara atau hubungan internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI