Mohon tunggu...
Muhammad Rizki Abdullah
Muhammad Rizki Abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - AXll

محمد رزقي عبدالله

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penaklukan Konstantinopel

5 Januari 2025   07:28 Diperbarui: 5 Januari 2025   07:28 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penaklukan Konstantinopel, yang terjadi pada tanggal 29 Mei 1453, merupakan peristiwa bersejarah yang menandai jatuhnya ibu kota Kekaisaran Bizantium ke tangan Kesultanan Utsmaniyah, di bawah pimpinan Sultan Mehmed II, yang dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih. Konstantinopel terletak di jalur perdagangan penting antara Eropa dan Asia, menjadikannya pusat komoditas dan rempah-rempah. Kota ini juga berfungsi sebagai benteng pertahanan Kristen selama lebih dari seribu tahun. Sebelum penaklukan, Sultan Mehmed II telah mempersiapkan pasukannya dan membangun benteng di Bosporus untuk memblokade bantuan bagi Konstantinopel lalu penyerangan dimulai pada 6 April 1453 dengan kekuatan sekitar 80.000 pasukan Utsmaniyah melawan 8.000 pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Kaisar Konstantin XI. Pertempuran berlangsung selama 53 hari. Mehmed II menggunakan senjata baru, termasuk meriam besar yang mampu menghancurkan tembok pertahanan kota yang terkenal kuat. Setelah pengepungan yang intensif, Konstantinopel akhirnya jatuh pada 29 Mei 1453. Kaisar Konstantin XI terbunuh dalam pertempuran, dan banyak penduduk sipil dibunuh atau diperbudak dan penaklukan ini menyebabkan gangguan besar dalam jalur perdagangan antara Eropa dan Asia, memaksa bangsa Eropa untuk mencari rute baru ke sumber rempah-rempah, yang akhirnya mendorong eksplorasi samudera. Fathu Konstantinopel menandai akhir Kekaisaran Bizantium dan awal dominasi Utsmaniyah di wilayah tersebut. Ini juga menjadi simbol perluasan pengaruh Islam di Eropa dan berkontribusi pada perubahan geopolitik di kawasan tersebut. Sultan Mehmed II kemudian menjadikan Konstantinopel sebagai ibu kota baru Kesultanan Utsmaniyah dan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid, menandai transformasi budaya dan religius yang signifikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun