Mohon tunggu...
muhammadrizalrahim
muhammadrizalrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Orang yang berkembang adalah orang yang ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu

Selanjutnya

Tutup

Seni

Tarian To Eran Batu

6 Januari 2025   16:00 Diperbarui: 6 Januari 2025   16:00 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/share/183cF19rDo/

Tarian sakral tarian To Eran Batu adalah tarian khas dari daerah Desa Batetangnga/Kanang tarian yang di wariskan para leluhur kami di Desa Batetangnga/Kanang. Tarian ini merupakan tarian keberanian dan kepemimpinan untuk mengalahkan musuh di medan perang.

Tarian to eran batu ini sebenarnya adalah sebuah tarian yang dimana sebuah bentuk upacara pelepasan kepergian para pasukan panglima-jenderal untuk bertarung kemedan perang, tarian ini adalah sebuah bentuk Bom atom yang siap meledakkan semangat para pasukan yang hendak melaksanakan perang, tarian ini adalah sebuah doa yang dilontarkan untuk memohon kepada sang kholiq agar dalam pelaksanaan perangnya selalu dalam lindungan tuhan yang maha esa dan dapat mengalahkan lawannya. Para pasukan tersebut membawa tombak, pedang dan semua alat perlengkapan lainnya tentu menandakan betapa kesiapan seorang pasukan untuk menghancurkan lawannya tampa ampun dan mereka juga mempertontonkan bahwa mereka tidak akan kembali kalau mereka tidak menjadi pemenang ucapan yang ikhlas diucapkan ini yang benar-benar keluar dari dalam menggambarkan bahwa To Eran Batu ini adalah pasukan berani mati sehingga takkan kembali kalau tidak dengan kemenangan.

Awal mula munculnya tari To EranBatu adanya pasukan perang yang tinggal di kampung To Eran batu. Pasukan perang tersebut disebut dengan pasukan Toeran Batu. Pasukan To Eran Batu sebelum berangkat ke medan perang, terlebih dahulu latihan di batu Pikkambuangngang. Pasukan yang dapat melompati batu kurang lebih setinggi satu meter tanpa menyentuhnya akan diberangkatkan ke medan perang, sedangkan yang tidak bisa melompati batu tersebut tidak diikuti ke medan perang.Ritual inisiasi di Masa Kerajaan dengan menghamburkan beras ke pasukan To Eran Batu karena rasa bersyukur dan bahagia juga berfungsi sebagai penyambutan raja. Seiring berjalannya waktu, tari To Eran Batu saat ini lebih difungsikan sebagai tari penjemputan tamu, pesta panen. Biasa juga dipentaskan di festival budaya dan acara lainnya. Penari To Eran batu berjumlah 6 orang,3 orang penari laki-laki dan 3 orang penari perempuan.

Gerak tari To Erang Batu mempunyai 3 ragam gerak yaitu Angngaru’, Mapapi-papi dan Minani. Ragam gerak tari To Eran Batu menggunakan properti tombak yang maknanya jika lawan ingin single maka pemegang tombak yang maju, jika lawan ingin bertarung maka yang maju adalah pemegang pedang dan jika lawan ingin baku tikam didalam sarung maka yang maju adalah pemegang keris. Sedangkan penari perempuan menggunakan bosara sebagai properti yang digunakan untuk menyambut prajurit yang pulang dari medan perang yang didalam bosara tersebut sudah diisikan dengan beras. Musik iringan menggunakan syair lagu bahasa pattae dengan irama musik gendang dan gong.

Keunikan dalam tarian ini yaitu tari To Eran Batu memiliki kesan yang berbeda dengan tari lainnya dan memiliki  unsur seni yang masih utuh disetiap gerakannya memiliki makna yang menggambar awal peperangan sampai mereka pulang dari peperangan. Dalam pertunjukkan tari terdapat beberapa properti yang digunakan dalam menampilkan tari To Eran Batu yakni tombak, pedang, keris dan busara selain itu dalam pertunjukan tari To Eran Batu diiringi musik seperti gong, gendang, dan syair lagu. Penari To Eran Batu yang katanya tidak sembarang ditarikan oleh orang yang bukan asli penduduk dari desa Batetangnga karena tarian ini merupakan tarian yang sakral. 

Tarian sakral To Eran Batu menceritakan tentang menjunjung tinggi nilai-nilai Keberanian dalam Kebenaran. Di mana para tiga panglima tertinggi kerjaan tiga Panglima iyyalah, TAPENGO,TAKUMBA, Dan TATO. Mereka merupakan leluhur masyarakat Batetangnga atau yang dikenal kampung Kanang. Tarian ini menceritakan tentang perang pada masa lalu di mana Tiga To BARANINNA TOMAKAKA BIRU. Tiga panglima perang telah memenangkan dan menaklukkan banyak musuh sehingga Batetangnga sampai saat ini jaya.

Tarian To Eran Batu masih di laksanakan,Tarian To Eran Batu saat ini lebih difungsikan sebagai tari penjemputan tamu, pesta panen. Biasa juga dipentaskan di festival budaya dan acara lainnya.

Tarian To Eran Batu sangat penting di laksanakan untuk menghargai dan mengenang para pejuang dan juga untuk memelihara kesenian Tari To Eran Batu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun