Mohon tunggu...
richjale
richjale Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Rizal adalah individu yang memiliki minat di bidang literasi dan analisa pergerakan alam, secara spesifika adalah iklim.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kimia, Atmosfir, dan Keberlanjutan Hidup Manusia

23 November 2024   10:48 Diperbarui: 23 November 2024   10:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Apa yang membuat bumi bisa nyaman dihuni oleh manusia? Adalah pelindung dalam bentang enam lapis atmosfer. Maka, dengan atmosfer, suhu permukaan bumi dapat lebih ideal serta terlindungi dari benturan ragam benda langit seperti meteor dalam tarikan gravitasi bumi. Ada penangkal yang jelas bagi manusia untuk bisa terus melanjutkan kehidupan. Lantas, apakah hanya bumi yang memiliki atmosfer, sehingga hanya ia yang layak untuk dihuni oleh manusia?

            Sebelum itu, mari kita jabarkan terlebih dahulu apa itu atmosfer. Secara etimologis, atmosfer tersusun atas dua kata 'atmos' dan 'sphaira' dengan arti uap air dan selimut. Atmosfer tidak hanya berada di bumi, melainkan juga planet-planet lain. Sekiranya, ketebalannya berada di kisaran 560-1000 kilometer. Selain penangkal benda langit asing, suhu panas, dan radiasi, atmosfer juga berperan sebagai media mengatur cuaca dan musim.  

            Lantas, mengapa hanya bumi yang layak dihuni oleh manusia, jika atmosfer juga melapisi semua planet di semesta?

             Adalah kandungan dari atmosfer itu sendiri. Bumi memiliki kandungan atmosfer yang terdiri atas nitrogen (79,1%), oksigen (20,9%), karbondioksida (60,03%), dan unsur lainnya. Komponen inilah yang dapat menunjang kehidupan manusia. Di planet lain, misalnya mars, komposisi atmosfernya terdiri atas karbondioksida (95%), oksigen (0,13%), nitrogen (2,7%), dan lain sebagainya. Selain itu juga, atmosfer mars lebih tipis daripada bumi.

            Lantas, apakah ini penting? Maka ini sangat krusial. Pengetahuan tentang komponen alam semesta yang diantarkan di ilmu kimia dapat menjelaskannya dengan spesifik dan jelas, misalnya bagaimana nitrogen berperan penting dalam menjaga kestabilan udara, bagaimana oksigen dapat menjaga eksistensi manusia, dan bagaimana keseimbangan antar banyak hal dapat bersatu dan saling timpang hingga menciptakan ekosistem yang baik.

            Dengan kimia juga, manusia dapat menganalisa, bagaimana keadaan dan ancaman terhadap atmosfer di muka bumi. Misalnya bagaimana gas rumah kaca dapat terjadi lewat skema banyaknya karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen dioksida (N2O), dan lain sebagainya dapat memengaruhi keberlanjutan atmosfer dan efek rumah kaca.

            Efek rumah kaca adalah sebuah kondisi di mana bumi dapat diandaikan seperti rumah kaca: panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi disebabkan karbondioksida, salah satunya. Dampak dari efek rumah kaca jelaslah beragam, mulai dari meningkatnya suhu bumi, kerusakan ekosistem laut, hingga perubahan ekologis.

            Maka dari itu, kimia berperan dalam pengembangan energi-energi terbarukan, misalnya dalam transportasi, pemanfaatan sel surya, hingga bahan bakar semata-mata demi keberlanjutan ekosistem bumi dalam kelestariannya, demi kenyamanan umat manusia dalam rentang waktu yang lebih panjang nantinya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun