Mohon tunggu...
Muhammad Rifqy Nur Fauzan
Muhammad Rifqy Nur Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tuhan selalu memberikan ilmu melalui alam dan fenomena yang terjadi tanpa disadari oleh manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yesus adalah Nabi Kita Semua

25 Desember 2022   06:10 Diperbarui: 25 Desember 2022   06:18 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Para Nabi adalah manusia-manusia terpilih.  Bukan main-main, yang memilihnya adalah Tuhan, sesempurnanya wujud. Dalam memilih, Tuhan dipastikan tak salah pilih. Maka bisa dipastikan pula, para Nabi adalah manusia-manusia ideal.

Dikarenakan keidealannya, para Nabi adalah penghubung bumi dan langit. Dengan begitu, manusia di bumi beroleh jalan menuju langit. Ibaratnya, para Nabi dan kitab sucinya adalah akal eksternal, sedangkan akal yang kita miliki adalah Nabi internal. Keduanya merupakan cahaya, penuntun gerak perfeksi.

Muslim yang total taslim adalah mereka yang beriman kepada semua Nabi dan kitab suci. Sebab semua Nabi dan kitab suci berasal dari-Nya, kecuali nabi-nabian dan kitab suci-kitab sucian. Menolak satu nabi, berarti meragukan kredibilitas Tuhan. Merendahkan satu Nabi, berarti meremehkan Tuhan.

Diantara Nabi yang mesti di imani adalah Nabi Isa a.s Putra Maryam, atau yang dikenal dengan Yesus a.s. Al-Qur'an menyebutnya dengan Ruh Tuhan (Ruhullah).

Yesus merupakan manifestasi kelembutan dan kasih Tuhan. Ia belas kasih tanpa pamrih. Ia rangkul pendosa dengan tangannya yang penuh dengan cinta. Ia kasihi penzina yang nyaris dihakimi orang-orang sok suci. "Yang merasa suci dari dosa, silahkan maju membatui wanita ini", kata Nabi Isa a.s yang membuat khalayak tertunduk malu.

Yesus adalah manifestasi yang maha menyembuhkan (syafi) dan yang maha menghidupkan (muhyi). Ia menyembuhkan yang sakit dan menghidupkan yang mati.

Dengan kehidupannya yang getir, bermandi darah dan derita, serta kesabaran yang unlimited, Yesus menyadarkan serta menghidupkan jiwa-jiwa yang tertidur, jiwa-jiwa yang mati.

Yesus adalah manifestasi jamaliah dan jalaliah Tuhan. Derita tak bertara, luka yang berdarah, adalah sifat-sifat jalaliah. Semua itu bersatupadu dengan kesabaran, kelembutan, kepengasihan, penyembuhan dan penghidupan, yang merupakan sifat-sifat jamaliah. Yesus adalah cinta dan air mata, jamal dan jalal (tanpa harus menikah).

Nabi Isa a.s putra Maryam atau Yesus dengan deskripsi di atas, merupakan Nabi kita semua. Setiap kita mesti meneladani jalan pikiran dan hidupnya. Setiap kita mesti bergembira di hari lahirnya. Maka saya ucapkan selamat natal kepada umat Islam, Kristen dan kita semua.

Bahwa ada yang menganggap Isa bukan Yesus, itu bukan masalah kita. Intinya, yang kita rayakan kelahirannya adalah salah satu Nabi yang terlahir dari rahim suci Maryam pada masa pra Muhammad Saw. Tak soal, ia dinamakan Isa a.s, Yesus atau juga si Baco.

Bahwa jika ada yang menolak 25 Desember sebagai tanggal lahir Isa atau Yesus, juga tak jadi soal. Sebab tanggal lahirnya yang tepat, siapa yang tahu. Kita ikuti yang sudah umum saja. Anda hendak natalan (merayakan hari lahir Isa/Yesus) di tanggal dan bulan yang lain, yaa itu suka-suka anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun