Mohon tunggu...
Muhammad Rifqy Nur Fauzan
Muhammad Rifqy Nur Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tuhan selalu memberikan ilmu melalui alam dan fenomena yang terjadi tanpa disadari oleh manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Untukmu Wahai Ibu Pertiwi

14 Maret 2022   14:48 Diperbarui: 14 Maret 2022   14:51 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by : deviantart.com

Di dunia baru ini, suara-suara dibungkam, mulut-mulut dibekap, kebenaran disekap dalam sekat kegelapan yang pekat.
 
Dalam kemelaratan, negara enggan memberi rakyat makanan.
Mereka percaya manusia bisa hidup hanya dengan harapan.

Jangan terlalu merepotkan.
Negara sedang sibuk membagi harta warisan pada kaum bangsawan dan pangeran.

Lalu saat harapan itu dipertanyakan, mereka kelabakan menangkap tangan-tangan yang kelaparan di tembok pinggir jalan.

"janganlah kalian mengadu kepada Tuhan."

Negara yang mendukung kebebasan berpendapat, asalkan tidak disampaikan.
Jangan sekali-kali bersuara lantang kalau tidak mau digelandang.

Maafkan aku, ibu

Sementara aku hanya bisa menulis omong kosong ini.
Suatu saat nanti doakan saja aku bisa membantumu.
Merapikan hutan yang semakin terkikis.
Atau setidaknya biarkan aku membersihkan kuku-kuku di jari kakimu.

Jakarta, 14 Maret 2022
By : Muhammad Rifqy Nur Fauzan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun