Mohon tunggu...
Muhammad Rifqy Nur Fauzan
Muhammad Rifqy Nur Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tuhan selalu memberikan ilmu melalui alam dan fenomena yang terjadi tanpa disadari oleh manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Pembebasan

27 Januari 2022   20:59 Diperbarui: 27 Januari 2022   23:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia diciptakan oleh Tuhan itu dalam keadaan telanjang, ketika lahir manusia tidak ada simbol,agama,dll. Manusia diciptakan hanya diberikan otak dan hati untuk mencari tahu dan mencari jalan kebenaran nya.

Dari mana? di mana? hendak kemana? siapa yang harus diikuti? dan jalan mana yang harus dilalui? semua harus terbingkai dalam rasionalitas.

Dengan kerangka berpikir logis, kita rumuskan dasar-dasar keyakinan teologis. Tuhan sebagai awal adalah penentu nilai perbuatan. Kenabian adalah jalan menuju kesempurnaan. Hari akhir adalah kemestian demi hasil akhir.

Semua itu adalah cerita bahwa hakikat penciptaan pastilah memiliki tujuan, dan eskatologi adalah pintu menujunya. Semua ini mengharuskan adanya ikhtiar manusia yang berlaku dalam ketetapan-ketetapan Tuhan.

Dalam takdir Tuhan, manusia berikhtiar meraih Nilai-nilai Kemanusiaan. Dengan itu, ia menjelma manifestasi-manifestasi Tuhan. Manifestasi Tuhan berarti cermin Tuhan, darinya terpancar sifat-sifat keTuhanan.


Didalam diri manusia memiliki 2 dimensi, manusia memiliki dimensi kemanusiaan dan dimensi ketuhanan.

Individu-individu yang menuhan akan membentuk masyarakat tauhid. Masyarakat tauhid dalam negara berkeTuhanan yang Maha Esa, dengan tauhidnya, akan mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab, baik dari segi keadilan sosial maupun ekonomi dan saling memanusiakan manusia.

Pada akhirnya adalah SAINS ISLAM, sebagai upaya pencerahan holistik yang akan membentuk manusia menjadi miniatur semesta.

Sains Islam adalah anak hasil perkawinan antara pengetahuan + ideologi tauhid. Sebagai lawan dari Sains Barat (positivisme) yang terlahir dari perkawinan antara pengetahuan + materialisme.

Bekasi, 27 Januari 2022
By : Muhammad Rifqy Nur Fauzan / Kileng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun