Manusia diciptakan oleh Tuhan itu dalam keadaan telanjang, ketika lahir manusia tidak ada simbol,agama,dll. Manusia diciptakan hanya diberikan otak dan hati untuk mencari tahu dan mencari jalan kebenaran nya.
Dari mana? di mana? hendak kemana? siapa yang harus diikuti? dan jalan mana yang harus dilalui? semua harus terbingkai dalam rasionalitas.
Dengan kerangka berpikir logis, kita rumuskan dasar-dasar keyakinan teologis. Tuhan sebagai awal adalah penentu nilai perbuatan. Kenabian adalah jalan menuju kesempurnaan. Hari akhir adalah kemestian demi hasil akhir.
Semua itu adalah cerita bahwa hakikat penciptaan pastilah memiliki tujuan, dan eskatologi adalah pintu menujunya. Semua ini mengharuskan adanya ikhtiar manusia yang berlaku dalam ketetapan-ketetapan Tuhan.
Dalam takdir Tuhan, manusia berikhtiar meraih Nilai-nilai Kemanusiaan. Dengan itu, ia menjelma manifestasi-manifestasi Tuhan. Manifestasi Tuhan berarti cermin Tuhan, darinya terpancar sifat-sifat keTuhanan.
Didalam diri manusia memiliki 2 dimensi, manusia memiliki dimensi kemanusiaan dan dimensi ketuhanan.
Individu-individu yang menuhan akan membentuk masyarakat tauhid. Masyarakat tauhid dalam negara berkeTuhanan yang Maha Esa, dengan tauhidnya, akan mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab, baik dari segi keadilan sosial maupun ekonomi dan saling memanusiakan manusia.
Pada akhirnya adalah SAINS ISLAM, sebagai upaya pencerahan holistik yang akan membentuk manusia menjadi miniatur semesta.
Sains Islam adalah anak hasil perkawinan antara pengetahuan + ideologi tauhid. Sebagai lawan dari Sains Barat (positivisme) yang terlahir dari perkawinan antara pengetahuan + materialisme.
Bekasi, 27 Januari 2022
By : Muhammad Rifqy Nur Fauzan / Kileng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H