Desa Gema  terletak di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Desa Gema terbentuk pada tahun 1962, yang pada masa itu dipimpin oleh Bupati Datuk Harunsyah. Untuk membuka area permukiman di Desa Gema, masyarakat bergotong royong selama 7 hari. Menurut keterangan masyarakat, desa ini pernah menjadi pusat perjuangan pada masa perang kemerdekaan dan pada masa perang PRRI-permesta.
Sejak awal pembentukannya, Desa Gema sudah dipersiapkan menjadi pusat pemerintahan kecamatan. Hal ini terlihat dari tata letak perumahan dan pembagian wilayah serta penataan badan jalan yang tertata dengan baik. Desa Gema mulai didiami oleh penduduk di awal-awal tahun 1963. Sebagian besar penduduk Desa Gema adalah penduduk tempatan yang berasal dari sebuah daerah (kampung lama) yang disebut Pasir Amo, terlatak sekitar 1 km ke arah Desa Tanjung Belit sekarang. Disamping penduduk dari kampung lama yang dipindahkan ke kampung baru, lambat laun Desa Gema juga didatangi oleh penduduk dari Desa Tetangga.Â
Potensi Wilayah Desa Gema
Desa Gema memiliki luas daerah sebesar 650 ha, sehingga Desa Gema memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang luas. Hal ini dibuktikan dengan total luas sebesar 250 ha, lahan pertanian dan perkebunan yang dikelola secara perorangan. Selain itu, Desa Gema juga memiliki hutan adat seluas 100 ha dan hutan asli seluas 200 ha, sisanya ialah untuk permukiman dan fasilitas umum seperti lapangan olahraga, perkantoran pemerintah, ruang publik, TPU, bangunan sekolah, tempat ibadah, pasar, dan jalan.
Demografi dan Batas Administrasi Desa Gema
Penduduk di Desa Gema sebagian besar bersuku Melayu dan sebagian besar beragama Islam. Desa Gema berbatasan dengan Desa Domo di sebelah utara, Desa Tanjung Belit di sebelah selatan, Desa Tanjung belit di sebelah timur, dan Desa Tanjung Belit Selatan di sebelah barat. Desa Gema memiliki sungai bernama Subayang, di dalamnya terdapat lubuk larangan yang pada periode waktu tertentu akan dipanen ikannya pada acara Festival Subayang untuk dijual serta dimasak dan dimakan bersama di tepi sungai.
Bumi Perkemahan Bukik Tobek, Desa Gema
Di tepian sungai Subayang, terdapat bumi perkemahan bernama Bukik Tobek. Lokasi perkemahan Bukik Tobek ini berjarak sekitar 90-100 Km dari Kota Pekanbaru atau perjalanan selama lebih kurang 2 jam dengan kendaraan bermotor dan sekitar 26 Km dari Simpang Rakik Godang (Kuntu), Lipat Kain dengan waktu perjalanan lebih kurang 45 menit.
Untuk biaya masuk yang dikeluarkan untuk dapat berkemah hanya mengeluarkan biaya senilai Rp10.000 untuk dewasa. Hitungan dewasa ini adalah umur SMA ke atas. Sementara untuk yang tergolong anak-anak atau SMA ke bawah tidak dikenakan biaya masuk. Setelah masuk ke Bumi Perkemahan Bukik Tobek, para pengunjung akan disajikan pemandangan alam yang menakjubkan, seperti aliran sungai Subayang, hamparan rumput yang luas, bukit Tobek, gundukan pasir, dan jika beruntung Anda akan melihat proses matahari terbit. Suasana di Bumi Perkemahan Bukik Tobek masih terbilang asri, hal ini terlihat dari masih banyaknya pohon-pohon yang menyebabkan udara sejuk serta kicauan burung-burung.Â
Di bumi perkemahan ini terdapat beberapa fasilitas yang dapat dinikmati pengunjung diantaranya ada tempat ibadah dan toilet umum. Jika ingin menginap, pengunjung diperbolehkan untuk membawa tenda dan peralatan masak sendiri, tapi jika tidak ada di bumi perkemahan ini menyediakan tenda dan alat masak untuk disewakan.Â