Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Naim
Muhammad Ridwan Naim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Universitas Pamulang

Suka musik, puisi, dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Dunia Sementara

11 September 2022   15:26 Diperbarui: 11 September 2022   15:30 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terbuka mata kala fajar tiba
Mentari mengintip malu di balik mega
Kumulai melangkah dan berkelana
Setapak demi setapak di atas bumi yang hina

Tempat di mana manusia saling berlomba
Saling terkam memangsa sesama
Di kolong langit gemerlap dunia
Berebut tahta fatamorgana

Kucoba tak acuh namun percuma
Terbawa arus, tiada daya
Terkoyak seiring masa
Larut bersama waktu nan tersisa

'Tika surya berada di puncaknya
Nanar hati melebur bersamanya
Tiada jua hilang dahaga
Mengejar kenikmatan nan sementara

Surya tergelincir dari tahtanya
Semua sadar kedudukan tak lama
Sesal di hati terlambat, percuma
Senja membayang, amal tak seberapa

Sebelum raga tinggallah raga
Tersadar aku, semua sia-sia
Kuberanjak meski terkoyak dan luka
Tak ingin memupuk sesal, nestapa

Tibalah malam memanggil jiwa
Mereka kembali pada pangkuan-Nya
Kembali dengan sesal tak terkira
Pulang tanpa bekal apa lagi harta

Laun yang dicinta dan mencinta kan lupa
Dunia yang fana tiada dibawa
Semua lenyap semua sirna
Kala maut menjemput paksa

Muhammad Ridwan Na'im
Kota Tangerang, 06 Desember 2019 | 00:30 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun