Seorang penumpang wanita langsung duduk di kursi samping Handai begitu bus berjalan. Ia merebahkan badannya dengan santai sambil menatap ke depan. Mata ia fokuskan pada telepon genggam.
Handai merasakan wangi parfum di dekitarnya. Wangi yang membuat hatinya berdebar dan berbunga. Namun, ia tidak pedulikan hal itu.
Umurnya terlihat muda sekitar 23-24 tahun. Kulitnya kecoklatan dan bibirnya terlihat merah. Badannya agak tinggi sekitar 170-an cm. Wanita itu tersenyum begitu Handai menatapnya.
Bus berjalan meninggalkan kota Solo. Kaca bus itu terlihat silau dengan cahayanya yang semburat terang. Langit jingga masih menyisakan silau.
Wanita itu terus menatap telepon genggamnya. Handai hanya menatapnya sekilas dan kembali menatap jendela. Beberapa kendaraan seperti mobil, bus, dan truk berjalan perlahan saat masuk kota Semarang.
Setelah memasuki tol, bus langsung melesat menembus jalanan. Alam yang jingga itu bertransformasi menuju malam. Membuat jalanan berasa syahdu.
Handai bergumam sendiri. Tidak tahu apakah ia mengagumi gadis di sampingnya. Matanya nanar ke depan. Ia merebahkan diri di kursi empuk dan lebar itu.
Ia menyelonjorkan kakinya ke depan di bawah lantai yang luas. Tak tahan melihat gadis itu begitu lehernya memutar ke kanan.
"Masnya turun di mana nanti?" Tanya gadis itu.
Handai merasakan sesuatu menelusup ke dalam hatinya. Suara itu terdengar renyah dan lembut. Ukuran suara seorang perempuan yang membuat respon alami laki-laki bangkit.