Sebelumnya, saya pernah mengirimkan tulisan tentang creative writing di Indonesia di media lain. Namun, sampai sekarang nasibnya masih nggantung. Ditolak atau revisi tidak tahu dan sampai sekarang masih menunggu keputusan redaksi.
Ya sudah, tabah aja. Rejeki kalau diterbitkan. Kalau tidak diterbitkan, saya masih bisa menulis di platform ini. Padahal, topik ini sangat penting bagi yang tertarik dengan kepenulisan bagi mahasiswa sastra.
Ekspektasinya, kalau kuliah di jurusan sastra mereka akan mendapatkan ilmu tentang cara menulis puisi, cerpen, prosa, dan karya tulis. Mereka juga mengira akan belajar tentang cara menulis artikel jurnalistik, SEO writing, jurnal, hingga karya penelitian. Meskipun ada tugas membuat makalah maupun karya ilmiah namun porsinya lebih banyak pada teori yang cenderung kognitif.
Padahal, industri kreatif sudah mewarnai media-media di Indonesia. Misalnya saja, kita sudah menghitung dimana-mana ada perusahaan agensi periklanan. Biasanya startup.
Mereka ditugaskan membuat artikel iklan untuk menjaring calon konsumen. Biasanya, mereka harus ceria supaya bisa menulis dengan bahasa yang menyentuh. Kadang bikin nangis, kadang bikin tertawa, marah, namun tidak mengecewakan.
Berbeda dengan saat belajar di sastra, kita akan belajar tentang fenomena budaya dan bahasa. Tentu tidak bisa kita salahkan metode itu. Namun, bagi yang belajar belum tentu siap dengan metode itu. Oleh karenanya, diperlukan sistem yang mengajarkan bagaimana caranya supaya mahasiswa bisa kreatif.
Ada yang bilang bahwa menulis bisa dipelajari sendiri. Bisa dengan ikut komunitas ataupun membuat kelompok penulisan sendiri jika ingin menjadi penulis. Tidak perlu belajar di kampus jika ingin jadi penulis karena standar kompetensinya adalah memberi pemahaman dan pengetahuan tentang bahasa dan sastra.
Baiklah, saya akan jelaskan manfaat belajar creative writing jika diadakan di beberapa kampus Indonesia.
1. Mempelajari dunia kepenulisan
Siswa akan mempelajari dunia kepenulisan. Kita akan berhadapan dengan beberapa karya tulis yang saat ini beredar. Beberapa di antaranya seperti novel, cerpen, puisi, memoar, novelet, maupun karya jurnalistik.
Belum lagi, banyak media online maupun blog yang disukai banyak orang. Bagaimana mereka bisa menghasilkan tulisan yang menarik sehingga kita nyaman ketika membaca. Masalah apa yang sering dikemukakan si penulis itu.