Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, telah mengemukakan perencanaan dalam pembangunan mega proyek Jalan Tol Pasteur-Lembang sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di kawasan Bandung dan sekitarnya,khususnya di wilayah jalanan yang padat masyarakat lalu lalang beraktifitas. Di dalam rencana ini bertujuan untuk memberikan jalur alternatif rute bagi pengendara yang menuju daerah Lembang dan sekitarnya, sehingga dapat dengan mudah mengurangi kepadatan lalu lintas di beberapa titik jalan yang sering terjadi kemacetan jalan.
Dengan menerapkan teori capacity building yang merujuk kepada upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam merencanakan atau merumuskan, mengimplementasikan dan melaksanakan evaluasi kebijakan serta dengan tujuan untuk menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan secara efektif, efisien, dan responsif serta untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan masing-masing individu, organisasi atau masyarakat dalam mencapai tujuan. Pada teori ini menjadi hal yang penting dalam kaitannya dengan pembangunan negara baik di pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam konteks perencanaan pembangunan Jalan Tol Pasteur-Lembang yang telah dikemukakan oleh Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jawa Barat terpilih, melalui teori capacity building menjadi hal yang penting mengingat bahwa mega proyek ini memerlukan biaya anggaran yang cukup tinggi, serta perlu adanya kualitas pemerintah daerah yang tinggi, untuk memastikan bahwa semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, kontraktor, serta masyarakat perlu memiliki kapasitas yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan mega proyek ini.
Dengan meninjau berbagai hal terkait dengan pembangunan mega proyek ini, tentu memiliki potensi yang sangat tinggi khususnya di dalam peningkatan mobilitas transportasi dan masalah yang bisa ditimbulkan baik dalam proses pembangunan maupun dalam pada saat mega proyek tersebut sudah rampung dan digunakan. Berikut adalah analisis mengenai potensi dan permasalahan rencana pembangunan Jalan Tol dari Pasteur kearah Lembang :
1. Potensi
- Mengurangi Kemacetan,dengan dibangunnya jalan tol tersebut dapat berpotensi menjadi rute alternatif bagi masyarakat yang menggunakan transportasi yang mengarah kepada daerah Lembang, sehingga dapat mengurangi kemacetan di jalur utama seperti di Jalan Setiabudi yang sering terjadinya padat pengguna jalan, terutama disaat jam jam sibuk.
- Meningkatkan Aksesibilitas, dengan adanya jalan tol tersebut, akses rute menuju arah Lembang dapat menjadi lebih cepat dan nyaman tanpa harus khawatir akan terjadinya kemacetan, khususnya di jalan jalan yang menuju tempat wisata di Lembang, sehingga diharapkan dapat mendorong sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
- Efisiensi Waktu, waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari Pasteur menuju arah Lembang dapat dengan cepat sampai tanpa perlu waktu yang lama, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh wisatawan, masyarakat luas, dan masyarakat yang memiliki kepentingan salah satunya pebisnis.
- Pengurangan Beban Jalan Eksisting, jalan-jalan yang menjadikan jalan eksisting di kawasan Bandung Raya seperti jalan Cihampelas, Jalan di Dago serta titik jalan lainnya akan lebih longgar dan leluasa dari kendaraan yang besar dan padat, sehingga dapat mengurangi kemacetan di jalan-jalan eksisting.
- Meningkatkan investasi, infrastruktur yang baik sering kali menjadi daya tarik investasi baru, dengan adanya pembangunan jalan tol ini para investor sebagai stakeholder pemerintah dapat tertarik untuk meningkatkan investasi di kawasan Lembang dan sekitarnya, baik di sektor pariwisata yang menjadi pendorong ekonomi besar wilayah Lembang maupun di sektor industri lainnya
- Menciptakan Lapangan Kerja, dengan adanya pembangunan proyek infrastruktur besar tersebut dapat mencipatakan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, baik pada saat tahap konstruksi maupun setelahnya dalam operasional dan pemeliharaan jalan tol, hal tersebut menjadi point penting dari tugas pemerintah melalui pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan perekonomian masyarakat.Â
2. Masalah
- Kemacetan di Kawasan Lembang, meskipun tujuan utama dari pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk mengurangi tingkat kemacetan di jalur utama, banyak pihak yang merasa khawatir bahwa pembangunan tersebut justru akan meningkatkan kepadatan lalu lintas di dalam kawasan Lembang, oleh karena itu perencanaan infrastruktur pendukung seperti lahan parkir yang cukup luas bagi kendaraan dan aksesibilitas lokal juga perlu adanya perhatian khusus.
- Resiko Lingkungan, walaupun di dalam pembangunan tersebut terdapat banyak potensi positif, proyek tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan sekitar, dengan Kawasan Lembang yang dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi, sehingga perlu adanya kajian lebih mendalam lagi dampak lingkungan secara luas untuk meminimalisir kerusakan ekosistem.
- Sempitnya Ruas Jalan, dengan ruas jalan yang sempit menjadi masalah utama, pembangunan tol tidak akan menjadi efektif jika tidak diimbangi dengan perbaikan dan pengelolaan infrastruktur jalan di dalam Wilayah Lembang dan sekitarnya.
- Penggusuran dan Dampak Sosial, proyek tersebut juga menjadi potensi adanya penggusuran pemukiman masyarakat atau lahan milik warga sekitar di sepanjang jalur rute tol, sehingga dapat menimbulkan resistensi sosial masyarakat terhadap pemerintah
- Â Tidak Menyelesaikan Akar Masalah, solusi dari proyek tol bersifat sementara, masalah utama seperti urbanisasi yang tidak terkendali serta pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi akan terus meningkat dari waktu ke waktu hal tersebut tetap menjadi tantangan dalam jangka panjang.
- Biaya Proyek yang Tinggi, biaya dana anggaran untuk pembangunan jalan tol ini pasti sangat besar, dan pengembaliannya tergantung pada tingkat penggunaan jalan tol tersebut, biaya yang sangat besar juga dapat dibebankan kepada masyarakat melalui tarif tol yang diperkirakan akan cukup mahal. Â
Pembangunan Jalan Tol Pasteur-Lembang memiliki potensi yang besar untuk mengurangi kemacetan dengan meningkatkan mobilitas transportasi kendaraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi dalam proyek tersebut memiliki resiko yang besar baik dari sosial,lingkungan, dan tata kelola wilayah menjadi hal yang perlu diperhatikan. Perencanaan yang matang dan pendekatan berbasis berkelanjutan serta penerapan capacity building yang baik merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan proyek ini memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat tanpa adanya permasalahan yang ada, baik tanpa merusak lingkungan, sosial atau menimbulkan masalah yang baru.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip capacity building dalam proyek tersebut dapat memastikan bahwa semua pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah, kontraktor, dan masyarakat memiliki kapasitas yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan proyek tersebut dengan tanpa adanya permasalahan yang ada dalam proses pembangunan dan pada saat jalan tol sudah beroperasi. Dengan pendekatan ini, diharapkan proyek tidak hanya akan memberikan manfaat jangka pendek dalam hal pengembangan infrastruktur daerah tetapi juga meningkatkan kemampuan lokal dalam mengelola proyek-proyek serupa di masa mendatang.
Dengan demikian dalam rencana pembangunan Jalan Tol Pasteur-Lembang yang memiliki potensi yang besar bagi setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, disisi lain memiliki dampak permasalahan yang signifikan baik bagi lingkungan, sosial maupun aspek lainnya. Hal tersebut perlu adanya kajian yang mendalam untuk memastikan bahwa keberlanjutan dan efektifitas dalam proyek ini dengan pasti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI