Mohon tunggu...
Muhammad Reva Alief Fathoni
Muhammad Reva Alief Fathoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Banyak hal hebat selama kita ingin bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Book

Ketika si Lemah Berhasil Mengalahkan Raksasa (David and Goliath by Malcolm Gladwell)

2 Desember 2022   09:41 Diperbarui: 2 Desember 2022   09:49 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Sebagai manusia, masing-masing dari kita lahir dari latar belakang yang berbeda-beda. Suku, budaya, tubuh, sampai hal mendetail seperti kelebihan dan kelemahan manusia juga berbeda-beda. Porsi antara kelebihan dan kelemahan seseorang seringkali menjadikan seseorang tersebut terjerumus kedalam parit kerendahan diri dan keputusasaan dengan perbandingan kelebihan milik manusia lainnya. Hal ini tentu menjadikan sebuah mindset yang salah untuk survive di lingkungan kerja nantinya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas sedikit ulasan buku David and Goliath karya Malcolm Gladwell tentang bagaimana memaksimalkan kekurangan yang ada untuk dikonversikan menjadi kelebihan yang tidak terbayang.

Penulis akan menjadikan ulasan review buku ini menjadi 3 garis besar intisari yang dapat diambil. Yang pertama adalah kisah tentang David and Goliath, sebagaimana yang telah diketahui perawakan personal masing-masing terlihat perbedaan yang sangat kontras. David yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pengembala domba berbadan kurus dan kecil dengan Goliath yang memiliki tubuh besar raksasa dilapisi dengan pelindung tubuhnya yang lengkap ditambah kekuatan fisik yang tiada kira. David yang kecil ditawari dengan berbagai senjata hebat yang disediakan pasukan untuk melawan Goliath namun hanya memilih ketapel sebagai senjata utamanya. 

Goliath yang melihat hal itu semakin besar kepala dan yakin atas kemenangan miliknya. Dan hasilnya, Goliath kalah. Mengapa? Banyak dari kita mengira bahwa sesuatu yang nampak jelas akan persentase kemenangannya akan sepenuhnya memenangkan suatu persaingan, namun satu yang terlupa bahwa ada titik kelebihan dan kekurangan yang tidak dianalisa sebagai variabel fluktuatif suatu persentase perhitungan. David dalam kisah ini dapat memasksimalkan potensi kelebihan dan kekurangannya dengan maksimal saat melawan Goliath. 

David memilih ketapel sebagai senjata utama yang dia kuasai, cukup mudah bagi David untuk berlari menjauh sembari mengantongi beberapa batu sebagai peluru ketapel miliknya. Dan Tas! dengan bidikan yang akurat dengan kekuatan lempar yang maksimal Goliath terkena batu tepat pada keningnya yang tak terlapis pelindung, seketika Goliath tersungkur dan mati ditempat.

Kisah David dan Goliath menjelaskan tentang bagaimana kekurangan dapat mengalahkan kelebihan secara nyata, dengan menguasai sepenuhnya apa yang menjadi kekurangan kita, persaingan dapat dimaksimalkan dengan menjadikan kekurangan itu menjadi senjata yang tak terbayang. Banyak dari kita pesimis karena sudah mengira dengan kelemahan yang dimiliki tidak mampu menang melawan berbagai kelebihan yang dimiliki lawan kita. Dan persepsi ini yang ingin di rekontruksi oleh Malcolm Gladwell dalam buku ini. 

Intisari kedua yakni dalam sebuah persaingan seringnya kita terjebak dengan kondisi aturan juara bertahan yang mengharuskan kita rela duduk di podium dibawahnya. Konsep strategi yang harus digunakan adalah membuat aturan sendiri untuk membuat sebuah persaingan menjadi kemenangan bagi kita, sebagaimana seperti kisah turki utsmani yang berhasil menembus benteng konstatinopel dengan "mendayung" kapal mereka memutari daratan pasir untuk menghindari rantai besar yang menutupu teluk tanduk emas, hal yang diluar nalar bagi pasukan konstatinopel untuk memperkirakan serangan ini, sejatinya hal inilah yang jarang digunakan karena kita sudah terlalu nyaman dengan aturan sebelumnya sehingga menjadikan kita stagnan dalam pengawasan juara bertahan.

Intisari yang terakhir adalah poin tentang memanfaatkan kelebihan yang kita miliki dengan tidak berlebih-lebihan. Semisal dapat kita ambil contoh kekayaan ekonomi sebuah keluarga sejatinya memiliki titik optimum dimana titik itu adalah titik pas takaran suatu keluarga tersebut, jika dibawah titik itu maka keluarga tersebut dapat mengalami kerunyaman berumah tangga karena tidak dapatnya terbeli barang kebutuhan, pun sebaliknya jika berlebih dari titik pas sebelumnya suatu keluarga tersebut juga bingung untuk mengalokasikan dana yang mereka punya sehingga membuat keributan antar anggota keluarga. 

Dalam artian lebih orang yang sukses bukanlah orang yang punya serba kelebihan. Namun, orang yang sadar kelebihan dan kekurangannya dengan baik, lalu memanfaatkannya untuk memenangkan persaingan. Demikian ulasan singkat buku David and Goliath yang dapat penulis sampaikan, masih banyak pelajaran berharga yang disampaikan Malcolm Gladwell didalam buku ini yang belum bisa penulis sampaikan sepenuhnya pada laman ini.

Dari buku ini sudahkah kita mengulik kelemahan diri kita yang belum kita maksimalkan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun