Beberapa hari ini saya masih menyaksikan iklan Capres dan Cawapres dari partai Hanura, Wiranto – Hary Tanoesoedibjo (Win – HT). Sekilas saya mempertanyakan kefektifan iklan tersebut untuk mengusung Win – HT. Apalagi setelah Pileg 9 april lalu, partai pengusung Win – HT, partai Hanura berdasarkan rekapitulasi KPU hanya mendapatkan suara 5,26 % suara sah nasional atau urutan terakhir dan berhasil memenuhi ambang batas Parlimentary Threshold atau berhak mendudukkan wakil di parlemen. Walaupun lolos parliamentary Threshold namun partai ini tidak dapat mengajukan Capres – Cawapresnya, dikarenakan tidak mencapai ambang batas 20 % suara sah nasional yang menjadi aturan Presiden Threshold. Mau tidak mau Partai ini harus berkoalisi dengan partai lain agar bisa mencalonkan Capres – Cawapresnya yang diusung.
Sayang hasil suara yang tidak mencukupi serta berada pada posisi buncit membuat posisi tawar partai ini, pun sedikit sulit untuk mencalonkan Win - HT. Dan saya pun tidak mendengar berita maneuver politik partai Hanura dalam berkoalisi dengan partai lain dalam hal ini Win – HT yang diusung, seperti halnya kandidat lainnya. Justru manuver politik dilakukan oleh ketua DPP partai Hanura, Yudy Chrisnandi yang menyatakan bahwa partai akan bergabung dengan Koalisi dengan PDIP. Lalu bagaimana nasib Capres – Cawapres yang mereka usung mengingat hal ini disampaikan oleh ketua DPP yang notabene pejabat teras di parpol. Selama ini saya tidak mendengar Manuver yang dilakukan Win – HT dengan mendekati para tokoh partai maupun ormas islam terbesar seperti NU dan Muhammadiyah. Bandingkan dengan parpol lain yang terus bermanuver mencari kawan dalam pertarungan menuju Pilpres Juli mendatang. Bukannya berita mengenai gembar – gembornya mengenai koalisi ataupun manuver Capres – Cawapres mereka (Win – HT), namun justru yang menjadi pertanyaan buat saya, iklan (Win – HT) yang selalu disiarkan, terutama ditelevisi milik cawapres Harry Tanosoedibjo, MNC Grup. Sebenar untuk apa, dan siapa, iklan itu ditujukan, dan apakah itu efektif serta berpengaruh daripada melakukan penjajakan dan pendekatan dengan parpol lainnya dan Ormas yang berpengaruh, dan disini letak pertanyaan saya ?.
Bandingkan dengan Kandidat dari partai PDIP, Jokowi dan partai Gerindra, Prabowo Subianto yang sibuk mencari kawan dan bermanuver dengan melakukan komunikasi dengan parpol lain dan pendekatan pada Ormas dan tokoh masayarakat yang berpengaruh. Partai Hanura saat ini belum menentukkan sikap kemana arah koalisi dan tentunya bagaimana nasib pencapresan Win – HT, apakah lanjut atau tidak. Kalaupun dilanjutkan itu dilanjutkan berarti sesuai dan konsisten dengan iklan Win – HT, yang ditayangkan di televisi, namun apakah itu bisa, mengingat perolehan suara partai ini yang berada posisi yang tidak menguntungkan, disatu sisi beberapa partai sudah terbentuk koalisi, seperti koalisi PDIP – NASDEM – PKB dan Kabarnya akan terbentuknya koalisi tenda besar Gerindra – PPP – PAN – PKS. Kedua poros tersebut pun menetapkan mengusung Capres – Cawapresnya masing – masing seperti koalisi poros PDIP, kabarnya mengusung Jokowi – JK atau Abraham Samad, sedangkan koalisi tenda besar, desas – desusnya mengusung Prabowo – Hatta Rajasa atau Aher.
Peluang Hanura hanya pada Golkar dan Demokrat yang pada saat ini belum menentukan sikap dalam berkoalisi, namun peluang untuk mengusung Win – HT, kemungkinan sangat kecil atau bisa dibilang mustahil, hal itu dikarenakan Walaupun bergabung dengan koalisi ini, posisi perolehan suara partai inilah yang juga mempengaruhi posisi tawar mereka didalam koalisi, apabila koalisi ini terbentuk. Mengingat kedua partai tersebut, baik Golkar dan Demokrat sudah memiliki Capres – Cawapres yang mereka usung. Jangankan Capres, Cawaprespun mungkin sulit bagi Hanura untuk mengusung. Sedangkan pada skenario kedua apabila partai Hanura gagal dalam mencalonkan Win – HT, suatu saat nanti, pada poros mana Partai ini bergabung dan poin penting lainnya apakah iklan Win – HT berlanjut ????.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI