Mohon tunggu...
muhammad republiken
muhammad republiken Mohon Tunggu... -

Seorang pancasilais, marhaenis, sosialis dan republiken

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menanti Perang Dingin Abad 21

21 Maret 2014   09:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah perang dunia 2,dunia seakan terbagi menjadi dua faksi yang saling berlawanan, ini merupakan konsekuensi dari munculnya dua kekuatan baru dari pihak Sekutu sebagai pemenang perang yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Ada istilah dalam politik yaitu ‘’ Tidak ada kawan dan musuh yang abadi’’ mungkin gambaran itu cocok bagi Amerika Serikat dan Uni Soviet, ketika perang sedang berkecamuk kedua negara adidaya itu bahu-membahu menghajar blok poros yang terdiri dari Nazi Jerman, Italia dan Jepang sehingga mereka dapat memenangkan perang.

Setelah perang berakhir nampaknya aliansi pecah kongsi penyebabnya pihak barat berang dengan sikap politik Uni Soviet yang menyulap dataran eropa timur sebagai negara berideologi Komunis serta mencaplok Jerman bagian Timur sebagai negara satelit komunis. Perdana Menteri Inggris pada saat itu Winston Churchil mengecam pihak Uni Soviet dengan menuduh negara tersebut ingin menegakkan Komintern di dunia, Komintern adalah deklarasi menegakkan ideology Komunis yang didengungkan pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin. Sejatinya Churchil sudah memperkirakan Uni Soviet dibawah pimpinan Si manusia Baja, Josef Stalin akan menegakkan Komintern diseluruh dunia, sebagai seorang wartawan dahulunya churchil tahu betul sepak terjang dan isi kepala Stalin, yang akan menerapkan revolusi ala Bolshevik di beberapa negara.

Stalin, sang diktator bertangan besi memang dikenal tanpa ampun dalam menghabisi lawan politiknya, entah sudah beberapa lawan politik yang dianggap berseberangan dengannya di bunuh secara keji dan jutaan penduduk soviet dikirim ke kamp konsentrasi yang bernama Gulag, yang terletak di pedalaman Siberia yang dikenal mempunyai cuaca yang ekstrim. Dingin, licik, kejam dan opurtunis itulah gambaran sosok Stalin, Churchil tahu betul karakter seorang Stalin sehingga churchil memperingatkan negara-negara barat tentang bahaya komunis yang diusung Uni Soviet, sehingga pada tanggal 5 Agustus 1946, Winston Churchil, memperkenalkan istilah ‘’ Tirai Besi ‘’ untuk menyebut ketertutupan yang dipaksakan oleh Uni Soviet pada Negara - negara Eropa Timur yang telah dikendalikan Kremlin. Sejak itu istilah Tirai Besi pun popular di dunia.

Pertentangan tajam kedua negara adidya, Amerika Serikat dan Uni Soviet menimbulkan Perang dingin, istilah ini digunakan untuk melukiskan keadaan hubungan antar negara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet. Kedua kubu saling bertentangan tersebut tidak terlibat secara aksi militer secara langsung, namun kedua kubu yang terlibat memiliki senjata nukliryang dapat menimbulkan kehancuran besar. Dampak dari pertentangan tersebut ialah menyebabkan perang antar negara dibeberapa wilayah regional, setelah benua Eropa hancur lebur akibat perang 2, yang menyebabkan terbaginya Eropa menjadi dua blok yang masing dikendalikan Amerika Serikat dibagian Eropa Barat sedangkan Eropa Timur dikendalikan Uni Soviet. Langkah nyata dari terbelahnya dua kubu ialah dibentuknya aliansi militer, yaitu dibentuknya NATO sebagai wadah pertahanan Negara – negara Eropa Barat, hal ini tentu saja direspon oleh Uni Soviet dan negara – negara satelitnya dengan membentuk aliansi serupa bernama Pakta Warsawa.

Setelah Eropa terbagi menjadi dua kubu, tampaknya perang dingin merembet ke regional lain, yaitu Benua Asia, Korea merupakan contoh dari korban dari perang dingin, tahun 1950 tepat lima tahun berakhirnya perang dunia 2,dunia dikejutkan dengan meletupnya Perang Korea. Jutaan penduduk Korea tewas akibat perang tersebut, sehingga korea terbagi menjadi 2 negara yaitu Korea Utara yang komunis serta Korea Selatan yang menganut paham liberal dan di sokong oleh Amerika serikat. Bagai efek domino pertentangan kedua kubu merembet kewilayah lainnya sebut saja perang Vietnam, Perang Arab – Israel, Perang Asia Tenggara, Perang Timur Timor, Indonesia pun nyaris terseret kearah perang saudara yang dapat menjadikan nasib Indonesia seperti Korea maupun Vietnam. Kawasan Amerika Latin pun tak luput dari perang dingin, dengan bergejolaknya beberapa wilayah negara tersebut, dan paling menyita perhatian dunia ialah jatuhnya Kuba kedalam orbit Soviet, Kuba yang saat itu dipimpin Fidel Castro yang sangat anti amerika, bagaimanapun Kuba yang terletak di wilayah Karibia, merupakan halaman belakang Amerika Serikat, dan ini tentu saja Alarm bahaya bagi Amerika sendiri. Dan benar saja Fidel Castro langsung mengacungkan Rudal berkepala Nuklir kepada AS, dan tentu saja Amerika dibawah pimpinan Jhon F Kennedy merespon keras Tindakan Kuba tersebut, Fidel Castro berang dengan keterlibatan Amerika pada Insiden teluk Babi dimana Amerika membantu orang – orang Kuba yang menentang Castro. Beruntung Krisis tersebut dapat dicegah oleh kedua kubu, baik pihak AS maupun Uni Soviet sehingga perang nuklir dapat dicegah.

Setelah runtuhnya Uni Soviet otomatis era perang dingin telah berakhir, sehingga memunculkan Amerika Serikat sebagai satu – satunya negara adidaya, namun memasuki abad ke 21 tampaknya era perang dingin akan kembali memasuki babak baru. Hal ini diakibatkan bangkitnya Rusia yang dulu bernama Uni Soviet yang merupakan musuh tradisional pada era perang dingin masa lalu serta munculnya negara – negara baru yang akan menjadi Kompetitor Amerika Serikat sebagai negara adidaya di masa depan salah satunya ialah, Republik Rakyat China. Kemajuan yang pesat China baik secara Ekonomi dan Militer cukup mengkhawatirkan Amerika Serikat. Menurut laporan intelijen yang bocor ke public selain China dua Raksasa yang dikhawatirkan akan bangkit yaitu India dan Indonesia. sebagai antisipasi untuk melawan negara – negara yang akan menjadi saingan di masa depan, sama halnya Di Eropa dengan mendirikan aliansi militer Nato, dI Eropa AS mendirikan markas militerdi negara-negara tetangga Rusia serta menempatkan Rudal-rudal yang siap untuk menyerangdan tentu saja untuk mengimbangi Kekuatan militer Rusia.

Sama halnya Dieropa, Di Asia,China dianggap bahaya nyata dengan pesatnya Militer China, dan Amerika pun mendirikan markas militer dkawasan Jepang dan Korsel dan penempatan Armada militer yang siap perang. Indonesia pun tak luput dari pantauan Amerika, sebagai negara besar dan terletak dikawasan strategis, Indonesia dianggap bahaya di masa mendatang sebagai antisipasinya Penempatan markas militer AS di Darwin, Australia dan rencana Penempatan Armada Militer di Selat Malaka hal ini atas permintaan Sekutu AS di Asean, Singapura sebelumnya Armada tempur AS di Asean berada di Filiphina, begitupun India dengan menggandeng Pakistan yang dianggap musuh India.

Perang dingin pada saat ini akhirnya berdampak pada perang dan revolusi dibeberapa negara seperti Revousi yang terjadi dibeberapa negara arab. Di Mesir, Presiden Hosni Mubarak yang pro AS digulingkan dan digantikan oleh pemerintahan yang demokratis yaitu golongan Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Mohammed moursi yang di cap sebagai organisasi teroris oleh AS, lewat campur tangan AS militer Mesir melakukan Kudeta secara sepihak terhadap pemerintahan Moursi, di Lybia AS kembali turut campur dengan menggulingkan Moammar Khadafi dan menempatkan Pemerintahan yang pro AS, pola ini juga diterapkan di Irak dan Afganistan. Cara AS tersebut mendapat kecaman dari Rusia, dan sampailah pada krisis Suriah, Pemerintahan Bashar Al-Assad seperti halnya Moammar Khadafi merupakan pemimpin yang selalu menentang AS, dan kembali AS mencoba menggoyang Pemerintahan Assad dengan mengobarkan Revolusi dan tentunya menggantingnya dengan Pemerintahan yang Pro AS. Rusia yang merupakan musuh tradisional AS, tentunya tidak tinggal diam dengan rencana licik AS, Rusia pun membantu pemerintahan Assad dengan segala cara. Rusia tahu betul musuhnya satu ini sehingga Suriah sekaranga dilanda perang saudara, namun pemerintahan Assad sampai sekarang dapat tegak dan meredam kaum oposisi yang disokong AS, hal ini tentu saja berkat bantuan Rusia.

Selain Rusia, China juga terlibat perang dingin dengan AS, konflik semenanjung Korea yang merupakan warisan perang dingin terdahulu merupakan bom waktu bagi kedua kubu. dan hal ini dijadikan arena provokasi AS terhadap China, bagaimanapun Korut merupakan sekutu utama China, dan kemungkinan Perang Korea jilid 2 akan terjadi, selain itu konflik dengan Taiwan, jepang dan konflik Laut China Selatan juga bagaikan bom waktu yang sewaktu-waktu akan meledak menjadi konflik militer yang berkepanjangan. Sementara Indonesia dan India Rupannya telah disadap oleh kegiatan negara intelijen negara-negara aliansi AS. Australia sebagai tetangga Indonesia tentunya mewaspadai kebangkitan Indonesia, dan ini terbukti dengan dijadikannya Australia sebagai pusat intelijen dan militer negara sekutu. Era Perang Dingin abad 21 ini boleh dibilang makin meluas di beberapa wilayah dan kemungkinan eskhalasi ketegangan meningkat dan sewaktu-waktu akan terjadinya perang sangat mungkin terjadi, semoga perdamaian dunia dapat tercipta sehingga malapetaka kehancuran dunia dapat dicegah.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun