Menakar Dengan pikir dan hati, menolak apapunyang tak masuk dalam takarannya.
Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H. (27 Agustus 1935 – 3 Juli 2001) adalah Jaksa Agung Republik Indonesia dari 6 Juni 2001 sampai wafatnya pada 3 Juli 2001. Baharuddin Lopa juga adalah mantan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Antara tahun 1993-1998, ia duduk sebagai anggota Komnas HAM.
Baharuddin Lopa dan Bismar Siregar merupakan contoh yang langka dari figur yang berani melawan arus. Sayang Lopa sudah tiada dan Bismar sudah pensiun. Tetapi mereka telah meninggalkan warisan yang mulia kepada rekan-rekannya. Tentu untuk diteladani. Baharudin Lopa meninggal dunia pada usia 66 tahun, di rumah sakit Al-Hamadi Riyadh, pukul 18.14 waktu setempat atau pukul 22.14 WIB 3 Juli 2001, di Arab Saudi, akibat gangguan pada jantungnya.
"Kendati kapal akan karam, tegakkan hukum dan keadilan! Jangan takut menegakkan hukum dan jangan takut mati demi menegakkan hukum!”. Petikan kalimat tersebut keluar dari seorang mantan Jaksa Agung di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Baharuddin Lopa. Setelah 19 tahun berpulang, namanya masih melegenda sebagai sosok pendekar hukum yang lekat dengan semangat antikorupsinya. Baharuddin Lopa yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia itu dikenal sebagai sebagai sosok yang berani, jujur, sederhana, dan berintegritas tinggi dalam menegakkan hukum.
Selama memegang jabatan publik dan berkarier sebagai jaksa, Lopa menunjukkan integritas dirinya dengan tidak berkompromi pada hal ihwal korupsi. Ia tak gentar mengusut kasus-kasus korupsi kelas kakap yang menyangkut para konglomerat Indonesia. Tanpa pandang bulu, Lopa bahkan pernah menjebloskan mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia Bob Hasan, termasuk mengusut dugaan kasus korupsi mantan Presiden Soeharto. Bahkan atas nama keadilan dan kebenaran, ia pernah mengusut kasus pengadaan fiktif Al-Quran senilai Rp 2 juta yang menyangkut karibnya sendiri, K.H. Badawi, sebagai Kepala Kanwil Agama Sulawesi Selatan saat itu. Lopa yang anti dengan pemberian hadiah dalam bentuk apa pun itu pernah menulis di kolom surat kabar, “Jangan berikan uang kepada para jaksa. Jangan coba-coba menyuap para penegak hukum, apa pun alasannya!”.
Ada beberapa point yang bisa kita kutip dari beberapa ucapan-ucapan yang di lontarkan oleh beliau seperti :
- Tak mendamba istana
- Fasilitas bukan milik Pribadi
- Bukan tega kepada sahabat
- Hadiah harusnya untuk orang susah
Nilai-nilai integritas yang bisa kita teladani dalam kisah beliau ialah sebuah kejujuran yang mendasari semua tugas yang dijalani oleh beliau, kesederhanaan yang harus kita pahami akarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H