Mohon tunggu...
Muhammad Raubeti Attauladan
Muhammad Raubeti Attauladan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi Development to glory

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bank Sentral dan Kesejahteraan Sosial: Menciptakan Kebijakan yang Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat

14 Oktober 2024   07:09 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, peran bank sentral dalam menciptakan kebijakan ekonomi tidak hanya terbatas pada stabilitas moneter, tetapi juga harus memperhatikan kesejahteraan sosial masyarakat. Di banyak negara, termasuk Indonesia, krisis ekonomi sering kali berimbas langsung pada kehidupan masyarakat, terutama kelompok rentan. Oleh karena itu, penting bagi bank sentral untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya fokus pada inflasi dan nilai tukar, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan sosial yang mendesak.

Salah satu isu yang relevan adalah dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian masyarakat. Banyak individu dan keluarga kehilangan sumber penghasilan, dan angka kemiskinan meningkat drastis. Dalam konteks ini, bank sentral memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya mengatur kebijakan moneter, tetapi juga mendukung kebijakan fiskal yang inklusif. Misalnya, program stimulus yang dirancang untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat bisa menjadi salah satu langkah konkrit untuk mengurangi dampak negatif krisis.

Selain itu, komunikasi yang transparan antara bank sentral dan masyarakat juga sangat penting. Ketidakpastian ekonomi sering kali membuat masyarakat resah. Jika bank sentral mampu menjelaskan kebijakan yang diambil dengan baik, masyarakat dapat lebih memahami dan mendukung langkah-langkah tersebut. Dalam konteks ini, pemanfaatan teknologi informasi untuk menyebarluaskan informasi menjadi kunci. Edukasi mengenai kebijakan moneter, inflasi, dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari harus menjadi bagian dari upaya bank sentral dalam membangun kepercayaan publik.

Bank sentral juga perlu mempertimbangkan bagaimana kebijakan suku bunga mempengaruhi akses terhadap pembiayaan bagi masyarakat. Dalam situasi di mana suku bunga tinggi, banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan pinjaman untuk modal usaha atau kebutuhan lainnya. Sebaliknya, suku bunga yang terlalu rendah dapat menyebabkan inflasi yang merugikan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, keseimbangan antara suku bunga dan pertumbuhan ekonomi harus terus dievaluasi agar kebijakan yang diambil dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Isu lainnya yang perlu diangkat adalah keberlanjutan. Dalam era perubahan iklim, bank sentral dituntut untuk mengambil langkah-langkah yang mendukung investasi berkelanjutan. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam kebijakan moneter dan fiskal bukan hanya menjadi tanggung jawab moral, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Program-program yang mendukung energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan dapat menjadi salah satu jalan untuk mengatasi tantangan ekonomi dan sosial sekaligus.

Di sisi lain, bank sentral juga harus memperhatikan inklusi keuangan. Banyak masyarakat, terutama di daerah terpencil, masih belum memiliki akses yang memadai terhadap layanan perbankan. Inovasi teknologi finansial (fintech) dapat dimanfaatkan untuk menjangkau masyarakat yang selama ini terpinggirkan. Dengan meningkatkan akses terhadap layanan keuangan, bank sentral dapat berkontribusi langsung dalam memperbaiki taraf hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.

Lebih jauh, penting juga untuk mempertimbangkan kolaborasi antara bank sentral dan lembaga lain, seperti kementerian sosial dan organisasi non-pemerintah, dalam merumuskan kebijakan yang lebih holistik. Kerja sama ini bisa menciptakan sinergi dalam mengatasi masalah sosial yang dihadapi masyarakat, seperti pengangguran dan pendidikan. Misalnya, bank sentral dapat mendukung program pelatihan keterampilan yang diselenggarakan oleh lembaga lain, sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan bantuan finansial, tetapi juga keterampilan untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.

Selanjutnya, bank sentral juga harus mengedepankan data dan penelitian dalam merumuskan kebijakan. Dengan memahami dinamika sosial dan ekonomi yang terjadi, bank sentral dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan berbasis bukti. Menggunakan analisis data yang mendalam untuk mengidentifikasi kelompok yang paling terdampak oleh kebijakan ekonomi akan membantu dalam merancang program yang lebih tepat sasaran dan efektif. Penggunaan big data dan analitik dapat menjadi alat penting untuk memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat.

Semua upaya ini perlu dilandasi oleh prinsip akuntabilitas dan transparansi. Bank sentral harus secara rutin melaporkan hasil dari kebijakan yang diterapkan dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan membuka diri terhadap masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, bank sentral dapat membangun kepercayaan dan legitimasi yang lebih kuat. Pada akhirnya, tujuan dari semua kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan untuk itu, keterlibatan dan dukungan masyarakat adalah kunci keberhasilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun