Mohon tunggu...
Muhammad Rasyid Ridlo
Muhammad Rasyid Ridlo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura

SUKA MENGAJI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Antara Etika dan Hukum, Refleksi Kasus Tom Lembong

28 November 2024   14:29 Diperbarui: 28 November 2024   14:29 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelanggaran etika dalam profesi memiliki dampak yang luas. Dalam jangka pendek, tindakan tersebut dapat menghancurkan reputasi individu yang terlibat. Namun, dalam jangka panjang, dampaknya bisa jauh lebih besar:

1. Hilangnya Kepercayaan Publik: Ketika pelanggaran etika terjadi, masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap individu maupun institusi yang bersangkutan. Hal ini dapat memicu sinisme terhadap institusi hukum secara keseluruhan.

2. Preseden Buruk: Jika pelanggaran etika dibiarkan tanpa konsekuensi yang jelas, ini dapat menciptakan preseden buruk dan mendorong pelaku lainnya untuk bertindak serupa.

3. Keruntuhan Sistemik: Ketika pelanggaran etika meluas dan sistem gagal merespons, hal ini dapat menyebabkan runtuhnya kepercayaan pada institusi hukum secara keseluruhan, mengganggu stabilitas sosial dan politik.

Dalam kasus Tom Lembong, dampaknya tidak hanya dirasakan pada level individu. Publik juga mempertanyakan efektivitas sistem hukum dan lembaga pengawasan dalam menangani isu-isu seperti ini.

Belajar dari Kasus Tom Lembong

Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari kasus ini:

1. Pentingnya Penegakan Kode Etik: Kasus ini menegaskan kembali pentingnya penegakan kode etik yang ketat di semua profesi, terutama yang berkaitan dengan hukum. Hal ini mencakup pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggaran dan penerapan mekanisme pengawasan yang lebih baik.

2. Peran Kepemimpinan dalam Menjaga Integritas: Pemimpin di institusi hukum memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa standar etika ditegakkan di seluruh organisasi. Mereka juga harus menjadi teladan dalam menjunjung tinggi integritas dan transparansi.

3. Penguatan Sistem Pengawasan dan Pelaporan: Kasus ini menunjukkan perlunya sistem pengawasan yang lebih efektif untuk mendeteksi dan mencegah pelanggaran etika sejak dini. Hal ini bisa mencakup penguatan lembaga pengawas independen, peningkatan transparansi dalam proses hukum, serta penerapan teknologi untuk memonitor kinerja profesional.

4. Edukasi Etika Profesi: Penting untuk memastikan bahwa setiap individu yang masuk ke dalam dunia hukum memahami pentingnya etika profesi sejak awal. Pendidikan dan pelatihan etika perlu menjadi bagian integral dari kurikulum di institusi pendidikan hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun