Untuk menciptakan Indonesia yang sejahtera tentu harus dimulai dengan upaya mempersempit kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dengan masyarakat miskin. Selama ini pertumbuhan ekonomi sebagaian besar hanya dinikmati oleh masyarakat dengan kemapanan ekonomi menengah ke atas sementara kelompok menengah ke bawah masih dirisaukan oleh kenaikan dan fluktuasi harga barang-barang kebutuhan pokok.
Oleh karena itu, untuk menciptakan keadilan sosial dalam ekonomi, perlu dibangun sebuah sistem ekonomi yang lebih ramah terhadap kelompok masyarakat dengan ekonomi lemah terutama pelaku UMKM, nelayan, petani, dan buruh. Pak Hary Tanoe menyebutnya sebagai “Ekonomi Kerakyatan”.
Ide besar dari ekonomi kerakyatan yang digagas oleh Hary Tanoe adalah memperbanyak pelaku UMKM sehingga meski baru cukup untuk menghidupi keluarga, para pelaku UMKM sudah bisa mandiri dan tidak bergantung kepada bisnis yang dijalankan oleh orang lain. Selain itu, ekonomi kerakyatan juga harus bisa didukung oleh regulasi-regulasi yang berpihak pada ekonomi rakyat. Misalnya dengan kemudahan perizinan, akses modal murah tanpa agunan dari perbankan, dan program lainnya yang menguntungkan dan protektif terhadap pelaku UMKM.
Hary Tanoe memang belum memiliki wewenang untuk membuat regulasi. Namun komitmennya untuk membangun ekonomi kerakyatan tidak menunnggu wewenang formal yang harus dimilikinya. Dengan ilmu dan pengalaman bisnis yang dimilikinya, Hary Tanoe melalui Partai Perindo melaksanakan program pembinaan bagi UMKM yang ingin ‘naik kelas’.
Program yang dilaksanakan oleh Hary Tanoe adalah dengan memberikan 10.000 (sepuluh ribu) gerobak secara bertahap sampai akhir tahun 2016 kepada pelaku usaha kecil yang telah berjalan minimal selama satu tahun. Syarat telah menjalankan usaha selama satu tahun adalah untuk membuktikan bahwa pelaku usaha tersebut sudah memiliki konsistensi dan mental yang cukup untuk menjadi pengusaha pemula.
Selanjutnya dalam proses pembinaan, mentor memberikan masukan mengenai bagaimana menjalankan usaha, mulai dari proses produksi sehingga menghasilkan produk yang diminati, bagaimana memasarkan, hingga mengelola keuangan, dan lain sebagainya. Untuk menambah jumlah pelaku UMKM yang dibina oleh Hary Tanoe melalui Partai Perindo, gerobak lama yang dimiliki oleh pelaku UMKM binaan diperbaiki untuk kemudian dipergunakan oleh saudara atau rekan pelaku UMKM atau untuk membuka ‘cabang’ yang dikelola secara mandiri oleh pengusaha yang lain.
Ke depan, untuk mewujudkan komitmen terhadap ekonomi kerakyatan, Hary Tanoe juga menyiapkan program untuk meningkatkan produktivitas petani dan nelayan dan memotong jalur distribusi dari nelayan dan petani ke konsumen. Seperti yang kita ketahui bahwa selisih harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayar oleh konsumen lebih besar terjadi karena rantai distribusi yang terlalu panjang dan tidak efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H