Mohon tunggu...
Muhammad Ramzi
Muhammad Ramzi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi saya adalah mendengarkan berita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menemukan Kekuatan dalam Kesulitan: Refleksi tentang Pengalaman Ketika Ayah Tidak Mengakui Saya di Pengadilan

15 Maret 2024   09:45 Diperbarui: 15 Maret 2024   10:00 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika orang tua kita mengalami perceraian, itu bisa menjadi situasi yang sangat sulit bagi semua orang yang terlibat, termasuk anak-anak. Ayah yang tidak mengakui anak-anak mereka selama proses perceraian di pengadilan bisa meninggalkan dampak emosional yang mendalam. Saya ingin berbagi pengalaman saya tentang bagaimana pengalaman ini memengaruhi saya secara pribadi.

Saat orang tua saya bercerai, saya berharap dapat melihat kedua orang tua saya tetap bersama. Namun, ketika situasi menjadi tidak dapat diperbaiki, saya menyadari bahwa keputusan tersebut adalah satu-satunya jalan yang bisa diambil. Namun, ketika ayah saya tidak mengakui saya di pengadilan, itu adalah pukulan emosional yang sangat besar bagi saya. Rasanya seperti bagian dari identitas saya ditolak atau diabaikan.

Hal ini membuat saya merasa tidak dihargai dan tidak dicintai oleh seseorang yang seharusnya menjadi teladan bagi saya. Saya merasa kehilangan dan kesepian dalam prosesnya. Tetapi, saya juga belajar bahwa kita tidak selalu bisa mengendalikan tindakan orang lain, termasuk orang tua kita. Terlepas dari pengalaman itu, saya tetap berusaha untuk memahami dan menerima keadaan yang ada.

Meskipun itu adalah pengalaman yang menyakitkan, itu juga membantu saya tumbuh sebagai individu yang lebih kuat dan lebih berempati. Saya belajar untuk menghargai hubungan yang positif dalam hidup saya dan untuk tidak menilai nilai saya berdasarkan pada pengakuan orang lain. Saya terus berusaha untuk memahami bahwa kita tidak bisa mengendalikan tindakan orang lain, tetapi kita dapat mengendalikan bagaimana kita merespons dan tumbuh dari pengalaman tersebut.

Dalam menghadapi situasi ini, saya belajar untuk memilih jalur kedewasaan, kebijaksanaan, dan keberanian. Meskipun prosesnya sulit, saya memilih untuk tidak membawa dendam atau kebencian dalam hati saya, tetapi untuk memilih belajar dan tumbuh dari situasi tersebut. Saya percaya bahwa pengalaman ini telah membentuk saya menjadi individu yang lebih kuat dan lebih baik, dan saya berharap bahwa dengan waktu, hubungan dengan ayah saya bisa pulih dan menjadi lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun