Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekosistem magrove terbanyak di dunia. Pada tahun 2015 luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 3.489.140,68 Ha. Data ini terhitung dari panjang garis pantai sebesar 95,181 km2. Hutan mangrove memiliki fungsi sebagai pengendapan lumpur di akar -- akarnya sehingga dapat mencegah terjadinya intrusi air ke daratan. Tidak hanya itu hutan mangrove juga memiliki fungsi sebagai pencegah abrasi atau pengikisan bibir pantai. selain itu hutan mangrove memiliki fungsi penting dari segi ekonomi seperti pengembangan ekowisata.
Fungsi lain hutan mangrove ialah memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, mangrove membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mengrove kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik. Dengan rata-rata produksi primer yang tinggi mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang dan lainnya. Mangrove menyediakan tempat perkembangbiakan dan pembesaran bagi beberapa spesies hewan khususnya udang.
Kampung Karangan adalah salah satu kampung di Kecamatan Biatan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Terdiri atas wilayah daratan dan laut. Wilayah daratan dimanfaatkan penduduk untuk bertani dan berkebun. Merica dan Sawit adalah tanaman primadona masyarakat. Kampung Karangan juga memiliki wilayah sungai dan laut. Sebagian masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Aktivitas nelayan menangkap ikan dan membuat terasi khas Kampung Karangan yang terkenal dengan rasanya yang khas.Â
Di kawasan laut, Kampung Karangan kaya akan hutan Mangrove. Pohon-pohon mangrovenya besar-besar karena sudah berusia tua. Di samping itu di hutan mangrove ini merupakan habitat dari bekantan. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemancing luar negeri yang sering berkunjung ke Kampung Karangan. Potensi ini sebaiknya dikembangkan masyarakat setempat, untuk dijadikan wisata Mangrove. Wilayah ini sangat cocok dijadikan tempat wisata mangrove sebagai sumber pendapatan masyarakat. Dengan bentang dan pemandangan alam yang indah menjadikan nilai tambah sendiri bagi pengunjung.
Masyarakat harus bisa melihat aspek pasar, yang mana mereka dapat melakukan pengembangan suatu produk yang ada di ekosistem mangrove dengan tetap menjamin kelestarian sumberdaya alam yang ada. Hal ini juga tidak terlepas dari keikutsertaan pemerintah daerah setempat yang dalam hal ini berperan sebagai pembimbing dan pengatur jalannya ekowisata. Sehingga masyarakat benar benar memahami dan bisa melanjutkan ekowisata, dan bisa melakukan pengembangan ekowisata mangrove dengan kreativitas mereka.Â