Oleh :Mh.Ramadhan
Sudah menjadi tradisi pulang kampung tahunan alias mudik selalu menjadi cerita tersendiri  bagi kebanyakan orang yang ada di perantauan. Kecuali tahun ini, pemerintah pusat tidak mengizinkan rakyatnya untuk pulang kampung ditengah pandemi yang sedang melanda sejumlah tempat di indonesia.Â
Idul fitri sejatinya adalah kembali ke akar, asal muasal kita mengawali semuanya hingga seperti sekarang ini. Seberapa jauhnya kita mengembara mendaki dahan demi dahan kehidupan hingga berada dipuncak karir, puncak prestasi dan pencapaian. Semua itu, berawal dari kampung halaman.
Kampung halaman diyakini masih mampu menyimpan banyak ketulusan, ikatan persaudaraan  dan tradisi tradisi keagamaan yang murni. Budaya-budaya yang terabaikan di banyak kota kota besar seperti tatakrama atau penghormatan yang muda kepada yang lebih tua serta etika etika lainnya yang jarang kita jumpai di kota kota besar namun tumbuh subur di kampung kampung.
Idul fitri merupakan momen tepat dimana kita mesti kembali kefitrah sebagaimana bayi yang baru dilahirkan suci lahir dan suci batin.
Lahir merupakan sesuatu yang nampak sedangkan batin adalah ruang yang tak terlihat. Perilaku lahiriyah atau dhohir kadang ber tidak sejalan dengan prilaku batin sehingga membuat kita semakin jauh dari jalan kebenaran sebagaimana mauNya Tuham.
oleh karena itu di momen idul fitri ini mari kita kembali ke kampung hati. Hati adalah kampung halaman tempat segala gerak gerik dilahirkan. Apabila hati menjadi baik maka baiklah semua amalan kita namun apabila hatinya rusak maka rusaklah seluruh amalan kita sebagaimana yang sudah disabdakan.Â
Wallahu a'lam bissowaf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H