Barangkali kau memang pantas dirayu sebab matamu adalah bulan bercahya redup. alismu menyerupa rerimbun pohon tempat burung-burung pelatuk bernyanyi dan merayu.
Sementara aku, telah kehilangan kata-kata indah untuk melukiskan betapa agungnya dirimu diantara deretan puisi-puisiku.
" maukah kau menjadi bait pertama pada puisiku..? "
aku akan mengupacarakan kesempurnaanmu dalam bait-bait yang lain tanpa ada jeda dan kata pisah.
aku dan kamu adalah kata tanpa spasi
pada deretan diksi dan simbol-simbol cinta
Barangkali kau memang pantas dirayu sebab dadamu adalah ombak yang mengombakkan segala rasa untuk bertepi
dan pipimu, layar-layar memar di sampan pelayaranku ke hatimu.
Barangkali kau memang pantas dirayu sebab aku tak pandai merayu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H