Mohon tunggu...
Mh. Ramadhan
Mh. Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis lepas tak terkendali

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berlayar ke Dadamu

2 Oktober 2018   05:53 Diperbarui: 2 Oktober 2018   06:09 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Barangkali kau memang pantas dirayu sebab matamu adalah bulan bercahya redup. alismu menyerupa rerimbun pohon tempat burung-burung pelatuk bernyanyi dan merayu.
Sementara aku, telah kehilangan kata-kata indah untuk melukiskan betapa agungnya dirimu diantara deretan puisi-puisiku.
" maukah kau menjadi bait pertama pada puisiku..? "
aku akan mengupacarakan kesempurnaanmu dalam bait-bait yang lain tanpa ada jeda dan kata pisah.

aku dan kamu adalah kata tanpa spasi
pada deretan diksi dan simbol-simbol cinta

Barangkali kau memang pantas dirayu sebab dadamu adalah ombak yang mengombakkan segala rasa untuk bertepi
dan pipimu, layar-layar memar di sampan pelayaranku ke hatimu.

Barangkali kau memang pantas dirayu sebab aku tak pandai merayu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun