Mohon tunggu...
Muhammad Raja
Muhammad Raja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa universitas Airlangga semester awal yang excellent with morality

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Media Sosial dalam mengangkat suara Papua

17 Juni 2024   15:47 Diperbarui: 17 Juni 2024   16:17 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia, merupakan negara kepulauan yang kaya dengan keaneka ragaman alamnya,seperti hutan mangrove yang subur dan memiliki sekitar 105,860,850 ha hutan tropis.dengan besar seluas itu,hutan tropis Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia,Sebanyak 31.750,732 spesies mamalia,750 spesies reptile dan 8.000 tumbuhan masih terjaga dan hidup disana.Selain untuk tempat hidup flora dan fauna,hutan juga berperan penting dalam kehidupan manusia juga lingkungan dalam penyediaan oksigen,penyerapan polusi,dan sebagai tempat penyerepan atau menyimpan air.Sayangnya saat ini kawasan hutan semakin menciut akibat perbuatan manusia seperti pemburuan liar,pembakaran lahan,dan penebangan pohon tanpa tebang pilih.Hal ini berdampak pada ekositem yang ada di hutan,faktanya semakin banyak hewan yang punah dan bencana alam yang sering terjadi.

Provinsi papua menjadi salah satu provinsi yang memiliki wilayah hutan tropis terluas di Indonesia,selain hutan tropis dengan kekayaan hayati nya papua juga menjadi provinsi dengan kekayaan tambang ,sayang nya kekayaan alam yang dimiliki tertupi oleh  konflik yang terjadi di papua saat ini.

Belakangan ini berbagai platform media sosial dipenuhi dengan seruan “All Eyes On Papua”.Selepas tagar “All Eyes on Rafah” hal ini terjadi karena genosida yang dilakukan oleh Israel kepda rakyat Palestina,gerakan “all eyes on Papua” di latar belakangi oleh sebuah perusahaan sawit PT Indo Asiana Lestari (IAL) yang melakukan ekspansi pada kawasan hutan adat suku Awyu di Boven Digoel,Papua Selatan,masyarakat setempat melarang perusahaan sawit tersebut melakukan pembabatan seluas 36.094 hektare pada hutan adat mereka untuk dijadikan lahan sawit,selain suku Awyu,suku Moi yang berada di Sorong,Papua Barat hutan adat mereka juga terancam akan di ekspansi oleh PT Sorong Agro Sawitindo (SAS).Reaksi yang diberikan masyarakat adat yaitu secara tegas menolak ekspansi yang dilakukan untuk  lahan memmbuka perkebunan sawit,karena mereka percaya hutan merupakan sumber kehidupan daripada adanya perkebunan sawit,selain itu dengan melakukan pembukaan lahan sawit akan melepaskan emisi 25 juta ton CO2 yang berdampak pada kesehatan manusiauga berdampak pada bumi.

Upaya yang dilakukan oleh suku Awyu dan suku Moi berupa gugatan hukum yang ditujukan kepada pemerintah provinsi Papua,karena telah memberikan izin untuk melakukan ekspansi dan PT Indo Asiana Lestari (IAL) dan PT Sorong Agro Sawitindo yang merupakan pelaksana,tetapi pada pengadilan gugatan yang mereka layangkan tingkat pertama dan kedua ditolak,dan kini mereka berangkat ke ibu kota dengan memakai pakaian adat,kedatangan suku Awyu dan suku Moi untuk melakukan aksi damai, mereka mencoba dan menaruh harapan hutan adat dan harta karun papua pada Mahkamah Agung.Suku Awyu dab suku Moi mengharapkan dukungan dari masyarakat tanah air agar Mahkamah Agung agar mengabulkan permohonan mereka untuk menjatuhkan hukuman kepada pemerintah provinsi Papua dan kedua perusahaan sawit tersebut.Tercatat pada tanggal 4 Juni sebanyak 2,8 juta orang yang menggunakan media sosial instagram telah mengabadikan nya dalam instastory mereka,dukungan berupa petisi juga dilakukan.Sebanyak 207.083 orang menanda tangani petisi tersebut.

Walaupun tagar ini dengan jelas menyoroti konflik antara masyarakat adat suku Awyu dan suku Moi,seruan yang dibuat oleh aktivis kemanusiaan Veronica Koman,menurut saya juga mengangkat isu-isu atau konflik-konflik yang sudah terjadi sebelum konflik agraria ini mencuat kembali,masyarakat dapat melihat konlik seperti ketimpangan sosial di pulau papua,kelaparan yang masih ada,kurang nya air bersih,bahkan konflik antara masyarakat papua dengan angkatan bersenjata Indonesia yang telah terjadi puluhan tahun dan menewaskan banyak masyarakat sipil dan dari TNI-Polri yang saat ini masih terjadi.Permasalahan yang sudah lama ada dan belum terselesaikan ini agar segera selesai.

Jadi,peran media sosial sangat berpengaruh dalam menanggapi kejadian-kejadian seperti konflik Papua dan Palestina.Kita sebagai generasi muda yang mayoritas pengguna dari media sosial.Sudah seharusnya tahu mana yang salah,ekspansi hutan untuk dijadikan perkebunan sawit jelas menyalahi aturan.Mari kita bersama-sama membangun Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun